BacalahArti Perkata Surat Al Hujurat Ayat 12 Cecelia Shaffer Oktober 30, 2021 Lihat arti perkata surat al hujurat ayat 12 Quran Terjemah Perkata Surat Al-Hujurat Ayat 12 lengkap disertai dengan Tafsir Ringkas Kemenag Tafsir Lengkap Kemenag Tafsir al-Jalalain Tafsir Ibnu Katsir Tafsir Quraish Shihab An.

Tafsir surah al hujurat. Kebaikan dari membaca al quran amatlah luar biasa besarnya. Al Hujurat Ayat 12 Arti Perkata Kandungan surat al hujurat ayat 12 merupakan sebuah petunjuk bagaimana cara kita bersikap terhadap orang lain dalam kehidupan al hujurat ayat 12 arti perkata. Demikianlah arti atau terjemah per kata dari surat al hujurat ayat 12. Wahai orang orang yang membenarkan allah dan rasulnya serta melaksanakan syariatnya jauhilah banyak prasangka buruk kepada orang orang beriman karena sesungguhnya sebagian dari dugaan tersebut adalah dosa. Bagi kalin yang mencari kosakata dari surat hujurat ayat 10 12 saya menyediakan dengan bentuk gambar. Jangan mencari cari aurat aib kaum muslimin. Isi kandungan surat al hujurat ayat 12 dan 13 beserta artinya isi kandungan tulisan latin arti perkata hikmah perilaku yang mencerminkan dalam kehidupan sehari hari. Tafsir quran surat al hujurat ayat 12. Selain itu juga memuat sekilas mengenai isi kandungan pada ayat tersebut sekaligus dengan arti perkata supaya sobat bisa mengetahui terjemahannya secara mendetail. Artikel kali ini memuat arti surat al hujurat ayat 12 dalam bahasa indonesia dan inggris dimana ia ditulis dalam bentuk tulisan arab dan lati. Tafsir qur an per kata adalah cara cepat belajar memahami al qur an. Tafsir qur an terjemah perkata asbabun nuzul. Surat al falaq terjemah per kata isi kandungan surat al hujurat ayat 12. Yakni tafsir ibnu katsir tafsir al munir fi zilalil quran dan tafsir al azhar isi kandungan ini juga telah dimuat di webmuslimah dalam judul isi kandungan surat al hujurat ayat 12. Berikut ini isi kandungan surat al falaq yang kami sarikan dari sejumlah tafsir. Taft 7 12 gear up. Jangan pula sebagian dari kalian berbicara tentang. Di ayat ini kita juga bisa menemukan banyak sekali contoh bacaan hukum tajwid. Cukup lengkap dan akan membantu teman teman pembaca sekalian. Surat al hujuraat membahas tentang 12. Demikian tadi pembahasan lengkap isi kandungan arti kata per kata hukum bacaan tajwid surat al hujurat ayat 12 beserta alasannya. Mendapatkan kebaikan dari membaca al quran menjadi harapan tiap insan yang beriman kepada allah subhanahu wa ta la. Surat al hujurat ayat 12 13 tafsir bacaan dan terjemahan al qur an dan hadist december 24 2017 surat al hujuraat. Kosakata q s al hujurat ayat 10 12. Jauhilah banyak dari prasangka kecurigaan sesungguhnya sebagian dari prasangka itu dosa 2 dan janganlah kamu mencari cari. 1 wahai orang orang yang beriman. Surat Al Hujurat Ayat 10 Terjemah Per Kata Dan Isi Kandungan Contoh Soal Al Hujurat Ayat 10 Contoh Soal Terbaru Administrasiperkantoran Belajar 1 Arti Perkata Surat Al Hujurat Ayat 6 Arti Perkata Surat Al Hujurat 13 9n0k7dgq654v Terjemah Perkata Q S Al Hujurat Ayat 10 Brainly Co Id Tulislah Arti Perkata Surat Al Hujurat Ayat 10 Dan 12 Brainly Co Id Arti Kata Per Kata Surat Al Maidah Arti Perkata Surat Al Hujurat Ayat 10 Lengkap Dengan Terjemah Bahasa Indonesia Dan Inggris Arti Surat Al Hujurat Ayat 12 Bahasa Indonesia Tulisan Arab Dan Latin Terjemah Per Kata Surah Al Hujurat Ayat 10 Brainly Co Id Rangkuman Materi Pai Kelas 9 Bab 12 Portal Edukasi Hukum Tajwid Al Quran Surat Al Hujurat Ayat 12 Lengkap Alasannya Dan Latinnya Surat Al Hujurat Ayat 12 Arab Latin Arti Tafsir Dan Kandungan Arti Perkata Surat Alhujurat Docx Analisis Surah Al Hujurat 10 Arti Surah Al Hujurat Ayat 13 Perkata Brainly Co Id Contoh Perilaku Surat Al Hujurat Ayat 12 Temukan Contoh Surat Al Maidah Ayat 3 Dan Surat Al Hujurat Ayat 13 Perbesar Hukum tajwid surat al hujurat ayat 10. sumber foto: (Shed Aoun) by Unsplash.com. 1. Innama. Kata ini hukumnya ghunnah dan cara membacanya yaitu dengan ghunnah dan ditahan selama 3 harakat. 2.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Teman-teman pembaca blog poskajian yang berbahagia. Berjumpa lagi kembali dengan kami. Kali ini kami hendak menuliskan arti per kata Al-Quran Surat Al-Hujurat ayat 12 secara lengkap. Mudah-mudahan nanti memberi manfaat yang arti per kata menjadi sesuatu yang penting untuk kita lakukan. Kalau biasanya kita menemui arti dari sebuah ayat secara keseluruhan atau terjemahannya maka untuk saat ini kita melihat arti per katanya. Mengenai segi manfaatnya tentu besar sekali. Dengan kita tahu mengenai arti per kata dari sebuah ayat Al-Quran maka kita menjadi lebih mudah untuk bisa memahaminya. Kemudahan dalam memahami sebuah ayat Al-Quran tentu menjadi sebuah keberuntungan yang besar. Baiklah, mari kita simak langsung arti per kata dari Surat Al-Hujurat ayat 12 berikut wahaiالَّذِيْنَartinya orang-orang yangاٰمَنُواartinya mereka berimanاجْتَنِبُوْاartinya kalian jauhilahكَثِيْرًاartinya banyakمِّنَartinya dariالظَّنِّۖartinya prasangka burukاِنَّartinya sesungguhnyaبَعْضَartinya sebagianالظَّنِّartinya prasangka buruk itu adalahاِثْمٌartinya dosaوَّلَاartinya dan janganlahتَجَسَّسُوْاartinya kalian memata-matai kekurangan orang lainوَلَاartinya dan janganlahيَغْتَبْartinya menggunjingkeburukanبَّعْضُكُمْartinya sebagian dari kalianبَعْضًاartinya terhadap sebagian yang lainاَيُحِبُّartinya apakah sukaاَحَدُكُمْartinya salah seorang di antara kalianاَنْartinya untukيَّأْكُلَartinya memakanلَحْمَartinya dagingاَخِيْهِartinya saudaranya sendiriمَيْتًاartinya yang mati/ bangkaiفَكَرِهْتُمُوْهُartinya tentu kalian merasa jijik kepadanyaوَاتَّقُواartinya dan bertakwa kalianاللّٰهَartinya kepada Allahاِنَّartinya sesungguhnyaاللّٰهَartinya Allahتَوَّابٌartinya Maha Penerima Tobatرَّحِيْمٌ﴿۱۶artinya Maha PenyayangDemikianlah arti atau terjemah per kata dari Surat Al-Hujurat ayat 12. Cukup lengkap dan akan membantu teman-teman pembaca sekalian. Mendapatkan kebaikan dari membaca Al-Quran menjadi harapan tiap insan yang beriman kepada Allah subhanahu wa ta' dari membaca Al-Quran amatlah luar biasa besarnya. Tidak hanya dirasakan di dunia ini saja. Akan tetapi, di akhirat kelaklah yang sempurna akan diperoleh balasannya. Sampai di sini dulu semoga bermanfaat untuk semuanya. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Haltersebut tentu saja tidak ada kesesuaian arti perkata dan arti secara keseluruhan. Namun, ada satu ayat pendukung dalam bab ke VIII tentang “husnudzan dan ukhuwah” yaitu surat Al-Hujurat ayat 12 pembahasannya hanya berhenti pada arti keseluruhan saja, untuk isi kandungan tidak dicantumkan. Padahal, apabila isi kandungan dicantumkan
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِّنَ الظَّنِّۖ اِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ اِثْمٌ وَّلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًاۗ اَيُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ رَّحِيْمٌ الحجرٰت ١٢Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka buruk kepada manusia yang tidak disertai bukti atau tanda-tanda, sesungguhnya sebagian prasangka, yakni prasangka yang tidak disertai bukti atau tanda-tanda itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain yang sengaja ditutup-tutupi untuk mencemoohnya dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing, yakni membicarakan aib, sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Karena itu hindarilah pergunjingan karena itu sama dengan memakan daging saudara yang telah mati. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat kepada orang yang bertobat, Maha Penyayang kepada orang yang taat.Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa artinya, menjerumuskan kepada dosa, jenis prasangka itu cukup banyak, antara lain ialah berburuk sangka kepada orang mukmin yang selalu berbuat baik. Orang-orang mukmin yang selalu berbuat baik itu cukup banyak, berbeda keadaannya dengan orang-orang fasik dari kalangan kaum muslimin, maka tiada dosa bila kita berburuk sangka terhadapnya menyangkut masalah keburukan yang tampak dari mereka dan janganlah kalian mencari-cari kesalahan orang lain lafal Tajassasuu pada asalnya adalah Tatajassasuu, lalu salah satu dari kedua huruf Ta dibuang sehingga jadilah Tajassasuu, artinya janganlah kalian mencari-cari aurat dan keaiban mereka dengan cara menyelidikinya dan janganlah sebagian kalian menggunjing sebagian yang lain artinya, janganlah kamu mempergunjingkan dia dengan sesuatu yang tidak diakuinya, sekalipun hal itu benar ada padanya. Sukakah salah seorang di antara kalian memakan daging saudaranya yang sudah mati? lafal Maytan dapat pula dibaca Mayyitan; maksudnya tentu saja hal ini tidak layak kalian lakukan. Maka tentulah kalian merasa jijik kepadanya maksudnya, mempergunjingkan orang semasa hidupnya sama saja artinya dengan memakan dagingnya sesudah ia mati. Kalian jelas tidak akan menyukainya, oleh karena itu janganlah kalian melakukan hal ini. Dan bertakwalah kepada Allah yakni takutlah akan azab-Nya bila kalian hendak mempergunjingkan orang lain, maka dari itu bertobatlah kalian dari perbuatan ini sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat yakni selalu menerima tobat orang-orang yang bertobat lagi Maha Penyayang kepada mereka yang Swt. melarang hamba-hamba-Nya yang beriman dari banyak berprasangka buruk, yakni mencurigai keluarga dan kaum kerabat serta orang lain dengan tuduhan yang buruk yang bukan pada tempatnya. Karena sesungguhnya sebagian dari hal tersebut merupakan hal yang murni dosa, untuk itu hendaklah hal tersebut dijauhi secara keseluruhan sebagai tindakan diriwayatkan kepada kami dari Amirul Mu’minin Umar ibnul Khattab bahwa ia pernah berkata, "Jangan sekali-kali kamu mempunyai prasangka terhadap suatu kalimat yang keluar dari lisan saudaramu yang mukmin melainkan hanya kebaikan belaka, sedangkan kamu masih mempunyai jalan untuk memahaminya dengan pemahaman yang baik."Abdullah ibnu Majah mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abul Qasim ibnu Abu Damrah Nasr ibnu Muhammad ibnu Sulaiman Al-Himsi, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Abu Qais An-Nadri, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Amr yang mengatakan bahwa ia pernah melihat Nabi Saw. sedang tawaf di ka'bah seraya mengucapkan Alangkah harumnya namamu, dan alangkah harumnya baumu, dan alangkah besarnya namamu, dan alangkah besarnya kesucianmu. Demi Tuhan yang jiwa Muhammad berada di dalam genggaman kekuasaan-Nya, sesungguhnya kesucian orang mukmin itu lebih besar di sisi Allah Swt. daripada kesucianmu; harta dan darahnya jangan sampai dituduh yang bukan-bukan melainkan hanya baik Majah meriwayatkannya melalui jalur ini secara munfarid tunggal.Malik telah meriwayatkan dari Abuz Zanad, dari Al-A'raj, dari Abu Hurairah yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda Janganlah kamu mempunyai prasangka buruk, karena sesungguhnya prasangka yang buruk itu adalah berita yang paling dusta; janganlah kamu saling memata-matai, janganlah kamu saling mencari-cari kesalahan, janganlah kamu saling menjatuhkan, janganlah kamu saling mendengki, janganlah kamu saling membenci dan janganlah kamu saling berbuat makar, tetapi jadilah kamu sekalian hamba-hamba Allah yang Bukhari meriwayatkannya dari Abdullah ibnu Yusuf, sedangkan Imam Muslim meriwayatkannya dari Yahya ibnu Yahya. Imam Abu Daud meriwayatkannya dari Al-Atabi, dari Malik dengan sanad yang ibnu Uyaynah telah meriwayatkan dari Az-Zuhri, dari Anas yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda Janganlah kalian saling memutuskan persaudaraan, janganlah kamu saling menjatuhkan, janganlah kamu saling membenci, dan janganlah kamu saling mendengki, tetapi jadilah kamu sekalian hamba-hamba Allah yang bersaudara. Tidak dihalalkan bagi seorang muslim mendiamkan saudaranya lebih dari tiga Muslim dan Imam Turmuzi meriwayatkannya di dalam kitab sahihnya masing-masing, dan Imam Turmuzi menilainya sahih, melalui riwayat Sufyan ibnu Uyaynah dengan sanad yang Tabrani mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Abdullah Al-Qurmuti Al-Adawi, telah menceritakan kepada kami Bakr ibnu Abdul Wahhab Al-Madani, telah menceritakan kepada kami Ismail ibnu Qais Al-Ansari, telah menceritakan kepadaku Abdur Rahman ibnu Muhammad ibnu Abur Rijal, dari ayahnya, dari kakeknya Harisah ibnun Nu'man yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda Ada tiga perkara yang ketiganya memastikan bagi umatku, yaitu tiyarah, dengki, dan buruk prasangka. Seorang lelaki bertanya, "Wahai Rasulullah, bagaimanakah cara melenyapkannya bagi seseorang yang ketiga-tiganya ada pada dirinya?" Rasulullah Saw. menjawab Apabila kamu dengki, mohonlah ampunan kepada Allah; dan apabila kamu buruk prasangka, maka janganlah kamu nyatakan; dan apabila kamu mempunyai tiyarah pertanda kemalangan, maka teruskanlah Daud mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Bakar ibnu Abu Syaibah, telah menceritakan kepada kami Abu Mu'awiyah, dari Al-A'masy, dari Zaid yang menceritakan bahwa sahabat Ibnu Mas'ud pernah menerima seorang lelaki yang ditangkap, lalu dihadapkan kepadanya, kemudian dikatakan kepada Ibnu Mas'ud, "Ini adalah si Fulan yang jenggotnya meneteskan khamr yakni dia baru saja minum khamr." Maka Ibnu Mas'ud menjawab, "Sesungguhnya kami dilarang memata-matai orang lain. Tetapi jika ada bukti yang kelihatan oleh kita, maka kita harus menghukumnya." Ibnu Abu Hatim menjelaskan nama lelaki tersebut di dalam riwayatnya, dia adalah Al-Walid ibnu Uqbah ibnu Abu Mu' Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Hasyim, telah menceritakan kepada kami Lais, dari Ibrahim ibnu Nasyit Al-Khaulani, dari Ka'b ibnu Alqamah, dari Abul Haisam, dari Dajin juru tulis Uqbah yang menceritakan bahwa ia pernah berkata kepada Uqbah, "Sesungguhnya kami mempunyai banyak tetangga yang gemar minum khamr, dan aku akan memanggil polisi untuk menangkap mereka." Uqbah menjawab, "Jangan kamu lakukan itu, tetapi nasihatilah mereka dan ancamlah mereka." Dajin melakukan saran Uqbah, tetapi mereka tidak mau juga berhenti dari minumnya. Akhirnya Dajin datang kepada Uqbah dan berkata kepadanya, "Sesungguhnya telah kularang mereka mengulangi perbuatannya, tetapi mereka tidak juga mau berhenti. Dan sekarang aku akan memanggil polisi susila untuk menangkap mereka." Maka Uqbah berkata kepada Dajin, "Janganlah kamu lakukan hal itu. Celakalah kamu, karena sesungguhnya aku pernah mendengar Rasulullah Saw. bersabda'Barang siapa yang menutupi aurat orang mukmin, maka seakan-akan pahalanya sama dengan orang yang menghidupkan bayi yang dikubur hidup-hidup dari kuburnya'.”Imam Abu Daud dan Imam Nasai meriwayatkannya melalui hadis Al-Lais ibnu Sa'd dengan sanad dan lafaz yang semisal. Sufyan As-Sauri telah meriwayatkan dari Rasyid ibnu Sa'd, dari Mu'awiyah yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar Nabi Saw. bersabdaSesungguhnya bila kamu menelusuri aurat orang lain, berarti kamu rusak mereka atau kamu hampir buat mereka menjadi Darda mengatakan suatu kalimat yang ia dengar dari Mu'awiyah dari Rasulullah Saw.; semoga Allah Swt. menjadikannya bermanfaat. Imam Abu Daud meriwayatkannya secara munfarid, melalui hadis As-Sauri dengan sanad yang Daud mengatakan pula, telah menceritakan kepada kami Sa’id ibnu Amr Al-Hadrami, telah menceritakan kepada kami Ismail ibnu Iyasy telah menceritakan kepada kami Damdam ibnu Zur'ah, dan ibnu Ubaid, dari Jubair ibnu Nafir, Kasir ibnu Murrah, Amr ibnul Aswad, Al-Miqdam ibnu Ma'di Kariba dan Abu Umamah dan Nabi Saw. yang telah bersabda Sesungguhnya seorang amir itu apabila mencari-cari kesalahan rakyatnya, berarti dia membuat mereka Allah Swt.dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain. Al-Hujurat 12Yakni sebagian dari kalian terhadap sebagian yang lain. Lafaz tajassus pada galibnya umumnya menunjukkan pengertian negatif buruk, karena itulah mata-mata dalam bahasa Arabnya disebut jaras. Adapun mengenai lafaz tahassus pada umumnya ditujukan terhadap kebaikan, seperti pengertian yang terdapat di dalam firman Allah Swt. yang menceritakan perihal Nabi Ya'qub yang telah mengatakan kepada putra-putranyaHai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya, dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Yusuf 87Tetapi adakalanya lafaz ini digunakan untuk pengertian negatif, seperti pengertian yang terdapat di dalam hadis sahih, bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabdaJanganlah kalian saling memata-matai dan janganlah pula saling mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah pula saling membenci dan janganlah pula saling menjatuhkan, tetapi jadilah kamu sekalian hamba-hamba Allah yang mengatakan bahwa tajassus ialah mencari-cari kesalahan pihak lain, dan tahassus ialah mencari-cari berita suatu kaum, sedangkan yang bersangkutan tidak mau beritanya itu terdengar atau disadap. Tadabur artinya menjerumuskan atau menjatuhkan atau membuat makar. Demikianlah menurut apa yang diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim. Firman Allah Swt.dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Al-Hujurat 12Ini larangan mempergunjingkan orang lain. Hal ini ditafsirkan oleh Nabi Saw. melalui sabdanya yang mengatakan bahwa gibah ialahKamu gunjingkan saudaramu dengan hal-hal yang tidak disukainya. Lalu ditanyakan, "Bagaimanakah jika apa yang dipergunjingkan itu ada padanya?" Rasulullah Saw. menjawab Jika apa yang kamu pergunjingkan itu ada padanya, berarti kamu telah mengumpatnya; dan jika apa yang kamu pergunjingkan itu tidak ada padanya, berarti kamu telah Turmuzi meriwayatkannya dari Qutaibah, dari Ad-Darawardi dengan sanad yang sama, dan Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini sahih. Ibnu Jarir meriwayatkannya dari Bandar, dari Gundar, dari Syu'bah, dari Al-Ala. Hal yang sama telah dikatakan oleh Ibnu Umar Masruq, Qatadah, Abu Ishaq, dan Mu'awiyah ibnu Daud mengatakan, telah menceritakan kepada kami Musaddad, telah menceritakan kepada kami Yahya, dari Sufyan, bahwa telah menceritakan kepadaku Ali ibnul Aqmar, dari Abu Huzaifah, dari Aisyah yang mengatakan bahwa ia pernah mengatakan kepada Nabi Saw. perihal keburukan Safiyyah. Selain Musaddad menyebutkan bahwa Safiyyah itu wanita yang pendek. Maka Nabi Saw. bersabda Sesungguhnya kamu telah mengucapkan suatu kalimat yang berdosa; seandainya kalimat itu dilemparkan ke dalam laut, tentulah dia dapat mencemarinya. Siti Aisyah menyebutkan bahwa lalu ia menceritakan perihal seseorang kepada Nabi Saw. Maka Nabi Saw. bersabda Aku Tidak Suka bila aku menceritakan perihal seseorang, lalu aku mendapatkan anu dan anu yakni dosa.Imam Turmuzi meriwayatkannya melalui hadis Yahya Al-Qattan, Abdur Rahman ibnu Mahdi, dari Waki'. Ketiga-tiganya dari Sufyan As-Sauri, dari Ali ibnul Aqmar, dari Abu Huzaifah Salamah ibnu Suhaib Al-Arhabi, dari Aisyah dengan sanad yang sama. Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini hasan Jarir mengatakan, telah menceritakan kepadaku Ibnu Abusy Syawarib, telah menceritakan kepada kami Abdul Wahid ibnu Ziad, telah menceritakan kepada kami Sulaiman Asy-Syaibani, telah menceritakan kepada kami Hassan ibnul Mukhariq, bahwa pernah seorang wanita menemui Siti Aisyah di dalam rumahnya. Ketika wanita itu berdiri dan bangkit hendak keluar, Siti Aisyah berisyarat kepada Nabi Saw. dengan tangannya yang menunjukkan bahwa wanita itu pendek. Maka Nabi Saw. bersabda Engkau telah atau mengumpat adalah perbuatan yang haram menurut kesepakatan semua ulama, tiada pengecualian kecuali hanya terhadap hal-hal yang telah diyakini kemaslahatannya, seperti dalam hal jarh dan ta'dil yakni istilah ilmu mustalahul hadis yang menerangkan tentang predikat para perawi seorang demi seorang serta dalam masalah nasihat. Seperti sabda Nabi Saw. ketika ada seorang lelaki pendurhaka meminta izin masuk menemuinya. Maka bersabdalah beliauIzinkanlah dia masuk, dia adalah seburuk-buruk saudara satu seperti sabda Nabi Saw. kepada Fatimah binti Qais yang dilamar oleh Mu'awiyah dan Abdul Jahm. Maka Nabi Saw. bersabda kepadanya memberinya nasihatAdapun Mu'awiyah, maka dia adalah seorang yang miskin, sedangkan Abul Jahm adalah seorang yang tidak pernah menurunkan tongkatnya dari pundaknya yakni suka memukul istrinya.Hal-hal lainnya yang bertujuan semisal diperbolehkan pula. Sedangkan yang selain dari itu tetap diharamkan dengan sangat, dan ada peringatan yang keras terhadap pelakunya. Karena itulah maka Allah Swt. menyerupakan pelakunya sebagaimana memakan daging manusia yang telah mati. Hal ini diungkapkan oleh Allah Swt. melalui firman-NyaSukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Al-Hujurat 12Yakni sebagaimana kamu tidak menyukai hal tersebut secara naluri, maka bencilah perbuatan tersebut demi perintah syara', karena sesungguhnya hukuman yang sebenarnya jauh lebih keras daripada yang digambarkan. Ungkapan seperti ayat di atas hanyalah untuk menimbulkan rasa antipati terhadap perbuatan tersebut dan sebagai peringatan agar tidak dikerjakan. Perihalnya sama dengan apa yang dikatakan oleh Rasulullah Saw. sehubungan dengan seseorang yang mencabut kembali hibahnyaseperti anjing yang muntah, lalu memakan kembali sebelum itu beliau Saw. telah bersabda"لَيْسَ لَنَا مَثَلُ السَّوْءِ"Tiada bagi kami perumpamaan yang disebutkan di dalam kitab-kitab sahih, hasan, dan musnad melalui berbagai jalur, bahwa Rasulullah Saw. dalam haji wada'nya mengatakan dalam khitbah-nyaSesungguhnya darah kalian, harta kalian, dan kehormatan kalian diharamkan atas kalian sebagaimana kesucian hari, bulan, dan negeri kalian Daud mengatakan, telah menceritakan kepada kami Wasil ibnu Abdul A'la, telah menceritakan kepada kami Asbath ibnu Muhammad, dari Hisyam ibnu Sa'd, dari Zaid ibnu Aslam, dari Abu Saleh, dari Abu Hurairah yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda Diharamkan atas orang muslim harta, kehormatan, dan darah orang muslim lainnya. Cukuplah keburukan bagi seseorang bila ia menghina saudara Turmuzi telah meriwayatkan pula hadis ini dari Ubaid ibnu Asbat ibnu Muhammad, dari ayahnya dengan sanad yang sama; dan Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini hasan garib. Telah menceritakan pula kepada kami Usman ibnu Abu Syaibah, telah menceritakan kepada kami Al-Aswad ibnu Amir, telah menceritakan kepada kami Abu Bakar ibnu Iyasy, dari Al-A'masy, dari Sa'id ibnu Abdullah ibnu Khadij, dari Abu Burdah Al-Balawi yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda Hai orang-orang yang iman dengan lisannya, tetapi iman masih belum meresap ke dalam kalbunya, janganlah kalian menggunjing orang-orang muslim, dan jangan pula kalian menelusuri aurat mereka. Karena barang siapa yang menelusuri aurat mereka, maka Allah akan balas menelusuri auratnya. Dan barang siapa yang ditelusuri auratnya oleh Allah, maka Allah akan mempermalukannya di dalam Abu Daud meriwayatkan hadis ini secara tunggal. Hal yang semisal telah diriwayatkan pula melalui Al-Barra ibnu Azib; untuk itu Al-Hafiz Abu Ya'la mengatakan di dalam kitab musnadnya telah menceritakan kepada kami Ibrahim ibnu Dinar, telah menceritakan kepada kami Mus'ab ibnu Salam, dari Hamzah ibnu Habib Az-Zayyat, dari Abu Ishaq As-Subai'i, dari Al-Barra ibnu Azib yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. berkhotbah kepada kami sehingga suara beliau terdengar oleh kaum wanita yang ada di dalam kemahnya atau di dalam rumahnya masing-masing. Beliau Saw. bersabda Hai orang-orang yang beriman dengan lisannya, janganlah kalian menggunjing orang-orang muslim dan jangan pula menelusuri aurat mereka. Karena sesungguhnya barang siapa yang menelusuri aurat saudaranya, maka Allah akan membalas menelusuri auratnya. Dan barang siapa yang auratnya ditelusuri oleh Allah, maka Dia akan mempermalukannya di dalam lain dari Ibnu Umar Abu Bakar alias Ahmad ibnu Ibrahim Al-Ismaili mengatakan telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Najiyah, telah menceritakan kepada kami Yahya ibnu Aksam, telah menceritakan kepada kami Al-Fadl ibnu Musa Asy-Syaibani, dari Al-Husain ibnu Waqid, dari Aufa ibnu Dalham, dari Nafi', dari Ibnu Umar, bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda Hai orang-orang yang beriman dengan lisannya, tetapi iman masih belum meresap ke dalam hatinya, janganlah kalian menggunjing orang-orang muslim, dan jangan pula menelusuri aurat mereka mencari-cari kesalahan mereka. Karena sesungguhnya barang siapa yang gemar menelusuri aurat orang-orang muslim, maka Allah akan menelusuri auratnya. Dan barang siapa yang auratnya telah ditelusuri oleh Allah, maka Allah akan mempermalukannya, sekalipun ia berada di dalam tandunya. Dan pada suatu hari Ibnu Umar memandang ke arah Ka'bah, lalu berkata, "Alangkah besarnya engkau dan alangkah besarnya kehormatanmu, tetapi sesungguhnya orang mukmin itu lebih besar kehormatannya daripada engkau di sisi Allah."Abu Daud mengatakan, telah menceritakan kepada kami Haiwah ibnu Syiraih, telah menceritakan kepada kami Qutaibah, dari Ibnu Sauban,dari ayahnya, dari Mak-hul, dari Waqqas ibnu Rabi'ah, dari Al-Miswar yang menceritakan kepadanya bahwa Nabi Saw. pernah bersabda Barang siapa yang memakan daging seorang muslim yakni menggunjingnya sekali makan gunjing, maka sesungguhnya Allah akan memberinya makanan yang semisal di dalam neraka Jahanam. Dan barang siapa yang memakaikan suatu pakaian terhadap seorang muslim yakni menghalalkan kehormatannya, maka Allah akan memakaikan kepadanya pakaian yang semisal di dalam neraka Jahanam. Dan barang siapa yang berdiri karena ria dan pamer terhadap seseorang, maka Allah akan memberdirikannya di tempat pamer dan ria kelak di hari Abu Daud meriwayatkan hadis ini secara munfarid. Telah menceritakan pula kepada kami Ibnu Musaffa, telah menceritakan kepada kami Baqiyyah dan Abul Mugirah, telah menceritakan kepada kami Safwan, telah menceritakan kepadaku Rasyid ibnu Sa'd dan Abdur Rahman ibnu Jubair, dari Anas ibnu Malik yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda Mengapa mereka memakan daging orang lain menggunjing orang lain dan menjatuhkan kehormatan orang-orang lain?Imam Abu Daud meriwayatkannya secara munfarid. Hal yang semisal telah diriwayatkan oleh Imam Ahmad, dari Abul Mugirah Abdul Quddus ibnul Hajjaj Asy-Syami dengan sanad yang Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Abdah, telah menceritakan kepada kami Abu Abdus Samad ibnu Abdul Aziz Al-Ummi, telah menceritakan kepada kami Abu Harun Al-Abdi, dari Abu Sa'id Al-Khudri yang mengatakan bahwa kami pernah berkata, "Wahai Rasulullah, ceritakanlah kepada kami apa yang telah engkau lihat dalam perjalanan Isra malammu." Maka di antara jawaban beliau Saw. menyebutkan bahwa kemudian aku dibawa menuju ke tempat sejumlah makhluk Allah yang banyak terdiri dari kaum laki-laki dan wanita. Mereka diserahkan kepada para malaikat yang berupa kaum laki-laki yang dengan sengaja mencomot daging lambung seseorang dari mereka sekali comot sebesar terompah, kemudian mereka jejalkan daging itu ke mulut seseorang lainnya dari mereka. Lalu dikatakan kepadanya, "Makanlah ini sebagaimana dahulu kamu makan," sedangkan ia menjumpai daging itu adalah bangkai. Jibril mengatakan, "Hai Muhammad, tentu saja itu menjijikannya, tetapi dipaksakan kepadanya untuk memakannya." Aku bertanya, "Hai Jabrail, siapakah mereka itu?" Jibril menjawab, "Mereka adalah orang-orang yang suka menggunjing dan mencela serta mengadu domba orang-orang lain." Lalu dikatakan, "Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya." Dan orang tersebut tidak suka memakannya tetapi dipaksakan kepadanya. Demikianlah hadis secara ringkasnya, sedangkan secara panjang lebarnya telah kami kemukakan pada permulaan tafsir surat diriwayatkan oleh Al-Hafiz Al-Baihaqi melalui, hadis Yazid ibnu Harun menceritakan kepada kami Sulaiman At-Taimi yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar seorang lelaki bercerita di Majelis Abu usman An-Nahdi, dari Ubaid maula Rasulullah Saw. Bahwa di masa Rasulullah Saw. pernah ada dua orang wanita puasa, lalu seorang lelaki datang kepada Rasulullah Saw. melaporkan, "Wahai Rasulullah, di sini ada dua orang wanita yang puasa, tetapi keduanya hampir saja mati karena kehausan," perawi mengatakan bahwa ia merasa yakin penyebabnya adalah karena teriknya matahari di tengah hari. Rasulullah Saw. berpaling darinya atau diam tidak menjawab. Lelaki itu kembali berkata, "Wahai Nabi Allah, demi Allah, sesungguhnya keduanya sekarat atau hampir saja sekarat." Maka Rasulullah Saw. bersabda, "Panggillah keduanya," lalu keduanya datang. Maka didatangkanlah sebuah wadah atau mangkuk, dan Nabi Saw. berkata kepada salah seorang wanita itu, "Muntahlah!" Wanita itu mengeluarkan muntahan darah dan nanah sehingga memenuhi separo wadah itu. Kemudian Nabi Saw. berkata kepada wanita lainnya, "Muntahlah!" Lalu wanita itu memuntahkan nanah, darah, muntahan darah kental, dan lainnya hingga wadah itu penuh. Kemudian Nabi Saw. bersabda Sesungguhnya kedua wanita ini puasa dari apa yang dihalalkan oleh Allah bagi keduanya, tetapi keduanya tidak puasa dari apa yang diharamkan oleh Allah atas keduanya; salah seorang dari keduanya mendatangi yang lain, lalu keduanya memakan daging orang lain menggunjingnya.Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Yazid ibnu Harun dan Ibnu Abu Addi, keduanya dari Salman ibnu Sauban At-Taimi dengan sanad yang semisal dan lafaz yang sama atau semisal. Kemudian Imam Ahmad meriwayatkannya pula melalui hadis Musaddad, dari Yahya Al-Qattan, dari Usman ibnu Giyas, telah menceritakan kepadaku seorang lelaki yang menurutku dia berada di majelis Abu Usman, dari Sa'd maula Rasulullah Saw., bahwa mereka diperintahkan untuk puasa, lalu di tengah hari datanglah seorang lelaki dan berkata, "Wahai Rasulullah, Fulanah dan Fulanah telah payah sekali," tetapi Nabi Saw. berpaling darinya; hal ini berlangsung sebanyak dua atau tiga kali. Pada akhirnya Rasulullah Saw. bersabda, "Panggilah keduanya." Maka Nabi Saw. datang membawa panci atau wadah, dan berkata kepada salah seorang dari kedua wanita itu, "Muntahlah." Wanita itu memuntahkan daging, darah kental, dan muntahan. Lalu Nabi Saw. berkata kepada wanita yang lainnya, "Muntahlah." Maka wanita itu memuntahkan hal yang sama. Kemudian Rasulullah Saw. bersabda Sesungguhnya kedua wanita ini puasa dari apa yang dihalalkan oleh Allah bagi keduanya, tetapi keduanya tidak puasa dari apa yang diharamkan oleh Allah bagi keduanya. Salah seorang dari keduanya mendatangi yang lain, lalu keduanya terus-menerus memakan daging orang lain menggunjingnya hingga perut keduanya penuh dengan Baihaqi mengatakan bahwa demikianlah bunyi teks yang diriwayatkan dari Sa'd. Tetapi yang pertama yaitu Ubaid adalah yang paling Abu Ya'la mengatakan, telah menceritakan kepada kami Amr ibnud Dahhak ibnu Makhlad, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Abu Asim, telah menceritakan kepada kami Ibnu Juraij, telah menceritakan kepadaku Abuz Zubair, dari salah seorang anak Abu Hurairah, bahwa Ma'iz datang kepada Rasulullah Saw., lalu berkata, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku telah berzina." Rasulullah Saw. berpaling darinya hingga Ma'iz mengulangi ucapannya sebanyak empat kali, dan pada yang kelima kalinya Rasulullah Saw. balik bertanya, "Kamu benar telah zina?" Ma'iz menjawab, "Ya." Rasulullah Saw. bertanya, "Tahukah kamu apakah zina itu?" Ma'iz menjawab, "Ya, aku lakukan terhadapnya perbuatan yang haram, sebagaimana layaknya seorang suami mendatangi istrinya yang halal." Rasulullah Saw. bertanya, "Apakah yang engkau maksudkan dengan pengakuanmu ini?" Ma'iz menjawab, "Aku bermaksud agar engkau menyucikan diriku dari dosa zina." Maka Rasulullah Saw. bertanya, "Apakah engkau memasukkan itumu ke dalam itunya dia, sebagaimana batang celak dimasukkan ke dalam wadah celak dan sebagaimana timba dimasukkan ke dalam sumur?" Ma'iz menjawab, "Ya, wahai Rasulullah." Maka Rasulullah Saw. memerintahkan agar Ma'iz dihukum rajam, lalu Ma'iz dirajam. Kemudian Nabi Saw. mendengar dua orang lelaki berkata. Salah seorang darinya berkata kepada yang lain temannya, "Tidakkah engkau saksikan orang yang telah ditutupi oleh Allah, tetapi dia tidak membiarkan dirinya hingga harus dirajam seperti anjing dirajam?" Kemudian Nabi Saw. berjalan hingga melalui bangkai keledai, lalu beliau Saw. bersabda, "Dimanakah si Fulan dan si Fulan? Suruhlah keduanya turun dan memakan bangkai keledai ini." Keduanya menjawab, "Semoga Allah mengampunimu, ya Rasulullah, apakah bangkai ini dapat dimakan?" Nabi Saw. menjawab Apa yang kamu berdua katakan tentang saudaramu tadi jauh lebih menjijikkan daripada bangkai keledai ini rasanya. Demi Tuhan yang jiwaku berada di dalam genggaman kekuasaan­Nya, sesungguhnya dia sekarang benar-benar berada di sungai-sungai surga menyelam di hadis sahihImam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdus Samad, telah menceritakan kepadaku Wasil maula Ibnu Uyaynah, telah menceritakan kepadaku Khalid ibnu Urfutah, dari Talhah ibnu Nafi', dari Jabir ibnu Abdullah yang menceritakan bahwa ketika kami bersama Nabi Saw., lalu terciumlah oleh kami bau bangkai yang sangat busuk. Maka Rasulullah Saw. bersabda Tahukah kalian, bau apakah ini? Ini adalah bau orang-orang yang suka menggunjing orang lain. Jalur lain. Abdu ibnu Humaid mengatakan di dalam kitab musnadnya, telah menceritakan kepada kami Ibrahim ibnul Asy'as, telah menceritakan kepada kami Al-Fudail ibnu Iyad, dari Sulaiman ibnu Abu Sufyan alias Talhah ibnu Nafi', dari Jabir ibnu Abdullah yang mengatakan bahwa ketika kami bersama Nabi Saw. dalam suatu perjalanan, tiba-tiba terciumlah bau yang sangat busuk. Maka Nabi Saw. bersabda Sesungguhnya sejumlah orang-orang munafik telah menggunjing seseorang dari kaum muslim, maka hal tersebutlah yang menimbulkan bau yang sangat busuk ini. Dan barangkali beliau Saw. bersabda Karena itulah maka tercium bau yang sangat busuk ini. As-Saddi mengatakan sehubungan dengan firman Allah Swt. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Al-Hujurat 12 Ia merasa yakin bahwa Salman ketika berjalan bersama dua orang sahabat Nabi Saw. dalam suatu perjalanan sebagai pelayan keduanya dan meringankan beban keduanya dengan imbalan mendapat makan dari keduanya. Pada suatu hari ketika semua orang telah berangkat, sedangkan Salman tidak ikut berangkat bersama mereka melainkan tertidur, lalu kedua temannya itu menggunjingnya. Kemudian keduanya mencari Salman, tetapi tidak menemukannya. Akhirnya kedua teman Salman membuat kemah dan keduanya mengatakan seraya menggerutu, "Tiada yang dikehendaki oleh Salman atau budak ini selain dari yang enaknya saja, yaitu datang tinggal makan dan kemah sudah dipasang." Ketika Salman datang, keduanya mengutus Salman kepada Rasulullah Saw. untuk meminta lauk pauk. Maka Salman pun berangkat hingga datang kepada Rasulullah Saw. seraya membawa wadah lauk pauk. Lalu Salman berkata, "Wahai Rasulullah, teman-temanku telah menyuruhku untuk meminta lauk pauk kepada engkau, jika engkau mempunyainya." Rasulullah Saw. bersabda Apakah yang dilakukan oleh teman-temanmu dengan lauk pauk, bukankah mereka telah memperoleh lauk pauk? Maka Salman kembali kepada kedua temannya dan menceritakan kepada mereka apa yang telah dikatakan oleh Rasulullah Saw. Kemudian keduanya berangkat hingga sampai ke tempat Rasulullah Saw., lalu berkata, "Demi Tuhan yang telah mengutusmu dengan hak, kami belum makan sejak pertama kali kami istirahat." Rasulullah Saw. bersabda Sesungguhnya kamu berdua telah mendapat lauk pauk dari Salman karena gunjinganmu terhadapnya. Lalu turunlah firman Allah Swt. Sukakah seseorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Al-Hujurat 12 Sesungguhnya Salman saat itu sedang Allah Swt.Dan bertakwalah kepada Allah. Al-Hujurat 12dengan mengerjakan apa yang diperintahkan oleh Allah kepada kalian dan menjauhi apa yang dilarang oleh-Nya, maka merasalah diri kalian berada dalam pengawasan-Nya dan takutlah kalian Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang. Al-Hujurat 12Yakni Maha Penerima tobat terhadap orang yang mau bertobat kepada-Nya, lagi Maha Penyayang kepada orang yang kembali ke jalan-Nya dan percaya ulama mengatakan bahwa cara bertobat dari menggunjing orang lain ialah hendaknya yang bersangkutan bertekad untuk tidak mengulangi lagi perbuatannya. Akan tetapi, apakah disyaratkan menyesali perbuatannya yang telah lalu itu? Masalahnya masih diperselisihkan. Dan hendaknya pelakunya meminta maaf kepada orang yang lainnya mengatakan bahwa tidak disyaratkan meminta maaf dari orang yang digunjingnya, karena apabila dia memberitahu kepadanya apa yang telah ia lakukan terhadapnya, barangkali hatinya lebih sakit daripada seandainya tidak diberi tahu. Dan cara yang terbaik ialah hendaknya pelakunya membersihkan nama orang yang digunjingnya di tempat yang tadinya dia mencelanya dan berbalik memujinya. Dan hendaknya ia membela orang yang pernah digunj ingnya itu dengan segala kemampuan sebagai pelunasan dari apa yang dilakukan terhadapnya sebelum Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnul Hajjaj, telah menceritakan kepada kami Abdullah, telah menceritakan kepada kami Yahya ibnu Ayyub, dari Abdullah ibnu Sulaiman, bahwa Ismail ibnu Yahya Al-Mu'afiri pernah menceritakan kepadanya bahwa Sahl ibnu Mu'az ibnu Anas Al-Juhani telah menceritakan kepadanya dari ayahnya, dari Nabi Saw. yang telah bersabda Barang siapa yang membela seorang mukmin dari orang munafik yang menggunjingnya, maka Allah mengirimkan malaikat kepadanya untuk melindungi dagingnya kelak di hari kiamat dari api neraka Jahanam. Dan barang siapa yang menuduh seorang mukmin dengan tuduhan yang ia maksudkan mencacinya, maka Allah menahannya di jembatan neraka Jahanam hingga ia mencabut kembali apa yang dituduhkannya Daud mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ishaq ibnus Sabah, telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Maryam telah menceritakan kepada kami Al-Lais, telah menceritakan kepadakuVahya ibnu Sahm, dia pernah mendengar Ismail ibnu Basyir mengatakan bahwa ia pernah mendengar Jabir ibnu Abdullah dan Abu Talhah ibnu Sahl Al-Ansanrimengatakan bahwa Rasulullah Saw. telah bersabda tidaklah seseorang menghina seorang muslim di suatu tempat yang menyebabkan kehormatannya dilecehkan dan harga dirinya direndahkan, melainkan Allah Swt. akan balas menghinanya di tempat-tempat yang ia sangat memerlukan pertolongan-Nya. Dan tidaklah seseorang membela seorang muslim di suatu tempat yang menyebabkan harga diri dan kehormatannya direndahkan, melainkan Allah akan menolongnya di tempat-tempat yang ia sangat memerlukan Abu Daud meriwayatkan hadis ini secara munfarid tunggalWahai orang-orang yang beriman, jauhilah prasangka buruk terhadap orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya sebagian prasangka adalah dosa yang harus dihukum. Janganlah kalian menyelidiki dan mencari-cari aib dan cela orang-orang Muslim, dan jangan pula kalian saling menggunjing yang lain. Apakah salah seorang di antara kalian senang memakan bangkai saudaranya yang mati yang kalian sendiri sebenarnya merasa jijik? Maka bencilah perbuatan menggunjing, karena perbuatan menggunjing itu bagaikan memakan bangkai saudara sendiri. Peliharalah diri kalian dari azab Allah dengan menaati semua perintah dan menjauhi segala larangan. Sesungguhnya Allah Mahaagung dalam menerima pertobatan orang-orang yang mau bertobat, lagi Mahaluas kasih sayang-Nya terhadap alam semesta.
Suratyunus ayat 40-41 – sahabat, kali ini admin akan meneruskan membuat artikel tentang al quran per ayat, dan dalam artikel kali ini yang akan dibahas yaitu surat yunus ayat 40-41 menggunakan format bahasa arab dan juga indonesia. Anda juga dapat membaca surat yunus satu surat lengkap dengan arab dan juga terjemahnya, jika anda ingin membaca surat
Bacaan Surat Al Hujarat Ayat 12 Arti Perkata Mufrodat Surat Al Hujarat Ayat 12 Terjemahan Surat Al Hujarat Ayat 12 Isi Kandungan Surat Al Hujarat Ayat 12 Tafsir Surat Al Hujarat Ayat 12 Asbabun Nuzul Surat Al Hujarat Ayat 12 يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلا تَجَسَّسُوا وَلا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ Arti Perkata Mufrodat Surat Al Hujarat Ayat 12 Jangan menggungjingوَلا يَغْتَبْJauhilahاجْتَنِبُوْا MemakanيَأْكُلَPrasangkaالظَّنِّ Daging saudaranya yang sudah matiلَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًاJanganlah kamu mencari-cari kesalahanوَلا تَجَسَّسُوا Terjemahan Surat Al Hujarat Ayat 12 Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang. Isi Kandungan Surat Al Hujarat Ayat 12 Pada QS al-Hujurat ayat 12 ini, Allah melarang orang-orang mukmin untuk 1 berprasangka buruk, 2 mencari-cari kesalahan orang lain, dan 3 saling menggunjingkan bergosip. Tiga perbuatan buruk ini biasanya terjadi secara beruntun. Dimulai dari berprasangka buruk kepada seseorang, kemudian mulai mencari-cari bukti dari prasangkanya dan setelah itu menggunjingkannya dalam perkumpulan yang tidak bermanfaat mubadzir. Tiga perbuatan buruk yang sering terjadi dalam perkumpulan-perkumpulan mubadzir ini sangat dilarang oleh Allah sehingga perbuatan itu diibaratkan/diumpaman oleh Allah SWT sebagai sesuatu tindakan yang menjijikan dan keji. Yani bagi orang-orang yang suka melakukan ketiga perbuatan buruk itu diibaratkan sebagai orang yang suka memakan daging dari bangkai saudaranya yang sudah mati. Perumpamaan ini sebagai perumpamaan yang begitu buruk dan kejam. Bahkan orang gila pun tidak pernah ada yang melakukan perbuatan seperti itu memakan bangkai saudaranya. Maka jika ada orang yang tetap suka menggunjingkan orang lain, artinya ia lebih buruk dari pada orang gila di sisi Allah SWT. Dan pada akhir QS al-Hujurat ayat 12 Allah memerintahkan kita semua untuk bertakwa kepada-Nya dengan tawaran bahwa Allah akan menerima taubatnya serta Allah akan melimpahkan kasih sayang-Nya. Makna bertakwa ada 2 dua yakni Melaksanakan segala perintah-NyaMenjauhi segala larangan-Nya. Taubat artinya kembali kepada Allah dengan melepaskan hati dari belenggu yang membuatnya terus-menerus melakukan dosa lalu melaksanakan semua hak Allah Azza wa Jalla. Syaratnya ialah meninggalkan dosa karena takut pada Allah, menganggapnya buruk, menyesali perbuatan maksiatnya, bertekad kuat untuk tidak mengulanginya, dan memperbaiki apa yang mungkin bisa diperbaiki kembali dari amalnya Ada pun yang dimaksud dengan kasih sayang ar-Rahim Allah ialah memberikan kasih sayang khusus kepada manusia yang beriman dan taat kepada-Nya. Ada beragam bentuk kasih sayang Allah yang khusus bagi orang beriman, di antaranya Hidayah, yakni petunjuk ke jalan yang benarKeselamatan di akhirat. Tafsir Surat Al Hujarat Ayat 12 Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa artinya, menjerumuskan kepada dosa, jenis prasangka itu cukup banyak, antara lain ialah berburuk sangka kepada orang mukmin yang selalu berbuat baik. Orang-orang mukmin yang selalu berbuat baik itu cukup banyak, berbeda keadaannya dengan orang-orang fasik dari kalangan kaum muslimin, maka tiada dosa bila kita berburuk sangka terhadapnya menyangkut masalah keburukan yang tampak dari mereka dan janganlah kalian mencari-cari kesalahan orang lain lafal Tajassasuu pada asalnya adalah Tatajassasuu, lalu salah satu dari kedua huruf Ta dibuang sehingga jadilah Tajassasuu, artinya janganlah kalian mencari-cari aurat dan keaiban mereka dengan cara menyelidikinya dan janganlah sebagian kalian menggunjing sebagian yang lain artinya, janganlah kamu mempergunjingkan dia dengan sesuatu yang tidak diakuinya, sekalipun hal itu benar ada padanya. Sukakah salah seorang di antara kalian memakan daging saudaranya yang sudah mati? lafal Maytan dapat pula dibaca Mayyitan; maksudnya tentu saja hal ini tidak layak kalian lakukan. Maka tentulah kalian merasa jijik kepadanya maksudnya, mempergunjingkan orang semasa hidupnya sama saja artinya dengan memakan dagingnya sesudah ia mati. Kalian jelas tidak akan menyukainya, oleh karena itu janganlah kalian melakukan hal ini. Dan bertakwalah kepada Allah yakni takutlah akan azab-Nya bila kalian hendak mempergunjingkan orang lain, maka dari itu bertobatlah kalian dari perbuatan ini sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat yakni selalu menerima tobat orang-orang yang bertobat lagi Maha Penyayang kepada mereka yang bertobat. Asbabun Nuzul Surat Al Hujarat Ayat 12 Asbabun Nuzul QS al-Hujurat ayat 12, diriwayatkan Ibnul Mundzir yang bersumber dari Ibnu Juraij “Dia mengemukakan bahwa ayat ini QS al-Hujurat 12 turun berkenaan dengan Salman al-Farisi yang bila selesai makan, suka terus tidur dan mendengkur. Pada waktu ada orang yang menggunjingkan perbuatannya. Maka turunlah ayat ini QS al-Hujurat 12 yang melarang seseorang mengumpat dan menceritakan keaiban orang lain”. Related postsSurat Luqman Ayat 15, Bacaan, Arti Perkata Mufrodat, Terjemahan, Kandungan, Tafsir dan Asbabun NuzulSurat Luqman Ayat 14, Bacaan, Arti Perkata Mufrodat, Terjemahan, Kandungan dan TafsirSurat Luqman Ayat 13, Bacaan, Arti Perkata Mufrodat, Terjemahan, Kandungan dan TafsirSurat Luqman Ayat 12, Bacaan, Arti Perkata Mufrodat, Terjemahan, Kandungan dan TafsirSurat Ar Rum Ayat 54, Bacaan, Arti Perkata Mufrodat, Terjemahan, Kandungan dan TafsirSurat Ar Rum Ayat 39, Bacaan, Arti Perkata Mufrodat, Terjemahan, Kandungan dan Tafsir

DetailIsi Kandungan Surat Al Hujurat Ayat 12, Hukum Tajwid Dan Arti Perkata, klik untuk melihat koleksi gambar lain di kibrispdr.org. Foto; Wallpaper; Kategori Lainnya . Animasi; Mobil; Motor; Kaligrafi; Puisi; Surat; Isi Kandungan Surat Al Hujurat Ayat 12, Hukum Tajwid Dan Arti Perkata. Tipe Gambar. png. Dimensi Gambar. 354 x 800 px

يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱجۡتَنِبُواْ كَثِيرٗا مِّنَ ٱلظَّنِّ إِنَّ بَعۡضَ ٱلظَّنِّ إِثۡمٞۖ وَلَا تَجَسَّسُواْ وَلَا يَغۡتَب بَّعۡضُكُم بَعۡضًاۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمۡ أَن يَأۡكُلَ لَحۡمَ أَخِيهِ مَيۡتٗا فَكَرِهۡتُمُوهُۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَۚ إِنَّ ٱللَّهَ تَوَّابٞ رَّحِيمٞYaaa ayyuhal lazeena aamanuj taniboo kaseeram minaz zanni inna ba’daz zanniismunw wa laa tajassasoo wa la yaghtab ba’dukum ba’daa; a yuhibbu ahadukum any yaakula lahma akheehi maitan fakarih tumooh; wattaqul laa; innal laaha tawwaabur Raheem O you who have believed, avoid much [negative] assumption. Indeed, some assumption is sin. And do not spy or backbite each other. Would one of you like to eat the flesh of his brother when dead? You would detest it. And fear Allah; indeed, Allah is Accepting of repentance and Merciful. Yusuf AliO ye who believe! Avoid suspicion as much as possible for suspicion in some cases is a sin And spy not on each other behind their backs. Would any of you like to eat the flesh of his dead brother? Nay, ye would abhor it… But fear Allah For Allah is Oft-Returning, Most Merciful. Abul Ala MaududiBelievers, avoid being excessively suspicious, for some suspicion is a sin. Do not spy, nor backbite one another. Would any of you like to eat the flesh of his dead brother? You would surely detest it. Have fear of Allah. Surely Allah is much prone to accept repentance, is Most Compassionate. Muhsin KhanO you who believe! Avoid much suspicions, indeed some suspicions are sins. And spy not, neither backbite one another. Would one of you like to eat the flesh of his dead brother? You would hate it so hate backbiting. And fear Allah. Verily, Allah is the One Who accepts repentance, Most Merciful. PickthallO ye who believe! Shun much suspicion; for lo! some suspicion is a crime. And spy not, neither backbite one another. Would one of you love to eat the flesh of his dead brother? Ye abhor that so abhor the other! And keep your duty to Allah. Lo! Allah is Relenting, Merciful. Dr. GhaliO you who have believed, avoid much surmise; surely some surmise is a vice. And do not spy on each other, Literally some of you on some others nor backbite one another; would any of you love to eat the flesh of his brother dead? So you would hate it! And be pious to Allah; surely Allah is Superbly Relenting, Ever-Merciful. Abdel HaleemBelievers, avoid making too many assumptions- some assumptions are sinful- and do not spy on one another or speak ill of people behind their backs would any of you like to eat the flesh of your dead brother? No, you would hate it. So be mindful of God God is ever relenting, most merciful. Muhammad Junagarhiاے ایمان والو! بہت بدگمانیوں سے بچو یقین مانو کہ بعض بدگمانیاں گناه ہیں۔ اور بھید نہ ٹٹوﻻ کرو اور نہ تم میں سے کوئی کسی کی غیبت کرے۔ کیا تم میں سے کوئی بھی اپنے مرده بھائی کا گوشت کھانا پسند کرتا ہے؟ تم کو اس سے گھن آئے گی، اور اللہ سے ڈرتے رہو، بیشک اللہ توبہ قبول کرنے واﻻ مہربان ہے Ala-Maududi 4912 Believers, avoid being excessively suspicious, for some suspicion is a sin.[24] Do not spy,[25] nor backbite one another.[26] Would any of you like to eat the flesh of his dead brother?[27] You would surely detest it. Have fear of Allah. Surely Allah is much prone to accept repentance, is Most Compassionate. 24. What is forbidden is not conjecture as such but excessive conjecture and following every kind of conjecture, and the reason given is that some conjectures are sins. In order to understand this command, we should analyze and see what are the kinds of conjecture and what is the moral position of each. One kind of conjecture is that which is morally approved and laudable, and desirable and praiseworthy from religious point of view, a good conjecture in respect of Allah and His Messenger and the believers and those people with whom one comes in common contact daily and concerning whom there may be no rational ground for having an evil conjecture. The second kind of conjecture is that which one cannot do without in practical life, in a law court a judge has to consider the evidence placed before him and give his decision on the basis of the most probable conjecture, for he cannot have direct knowledge of the facts of the matter, and the opinion that is based on evidence is mostly based on the most probable conjecture and not on certainty. Likewise, in most cases when one or the other decision has to be taken, and the knowledge of the reality cannot possibly be attained, there is no way out for men but to form an opinion on the basis of a conjecture. The third kind of conjecture, which is although a suspicion, is permissible in nature, and it cannot be regarded as a sin. For instance, if there are clear signs and pointers in the character of a person or persons, or in his dealings and conduct, on the basis of which he may not deserve to enjoy one’s good conjecture, and there are rational grounds for having suspicions against him, the Shariah does not demand that one should behave like a simpleton and continue to have a good conjecture about him. The last limit of this lawful conjecture, however, is that one should conduct himself cautiously in order to ward off any possible mischief from him; it is not right to take an action against him only on the basis of a conjecture. The fourth kind of conjecture which is, in fact, a sin is that one should entertain a suspicion in respect of a person without any ground, or should start with suspicion in forming an opinion about others, or should entertain a suspicion about the people whose apparent conditions show that they are good and noble. Likewise, this also is a sin that when there is an equal chance of the evil and goodness in the word or deed of a person, one should regard it as only evil out of suspicion. For instance, if a gentleman while leaving a place of assembly picks up another one’s shoes, instead of his own, and we form the opinion that he has done so with the intention of stealing the shoes, whereas this could be possible because of oversight as well, there is no reason for adopting the evil opinion instead of the good opinion except the suspicion. This analysis makes it plain that conjecture by itself is not anything forbidden; rather in some cases and situations it is commendable, in some situations inevitable, in some permissible up to a certain extent and un-permissible beyond it, and in some cases absolutely unlawful. That is why it has not been enjoined that one should refrain from conjecture or suspicion altogether but what is enjoined is that one should refrain from much suspicion. Then, to make the intention of the command explicit, it has been said that some conjectures are sinful. From this warning it follows automatically that whenever a person is forming an opinion on the basis of conjecture, or is about to take an action, he should examine the case and see whether the conjecture he is entertaining is not a sin, whether the conjecture is really necessary, whether there are sound reasons for the conjecture, and whether the conduct one is adopting on the basis of the conjecture is permissible. Everyone who fears God will certainly take these precautions. To make his conjecture free and independent of every such care and consideration is the pastime of only those people who are fearless of God and thoughtless of the accountability of the Hereafter. 25. “Do not spy” Do not grope after the secrets of the people do not search for their defects and weaknesses do not pry into their conditions and affairs. Whether this is done because of suspicion, or for causing harm to somebody with an evil intention, or for satisfying one’s own curiosity, it is forbidden by the Shariah in every case. It does not behoove a believer that he should spy on the hidden affairs of other people, and should try to peep at them from behind curtains to find out their defects and their weaknesses. This also includes reading other people’s private letters, listening secretly to private conversation, peeping into the neighbor’s house, and trying to get information in different ways about the domestic life or private affairs of others. This is grave immorality which causes serious mischief in society. That is why the Prophet peace be upon him once said in an address about those who pry into other people’s affairs O people, who have professed belief verbally, but faith has not yet entered your hearts Do not pry into the affairs of the Muslims, for he who will pry into the affairs of the Muslims, Allah will pry into his affairs, and he whom Allah follows inquisitively, is disgraced by Him in his own house. Abu Daud. Muawiyah says that he himself heard the Prophet peace be upon him say If you start prying into the secret affairs of the people, you will pervert them, or at least drive them very near perversion. Abu Daud. In another he said When you happen to form an evil opinion about somebody, do not pry about it. Al-Jassas, Ahkam al-Quran. According to still another Hadith, the Prophet peace be upon him said The one who saw a secret affair of somebody and then concealed it is as though he saved a girl who had been buried alive. Al-Jassas. This prohibition of spying is not only applicable to the individuals but also to the Islamic government. The duty of forbidding the people to do evil that the Shariah has entrusted to the government does not require that it should establish a system of spying to inquire too curiously into the people’s secret evils and then punish them, but it should use force only against those evils which are manifested openly. As for the hidden evils spying is not the way to reform them but it is education, preaching and counseling, collective training of the people and trying to create a pure social environment. In this connection, an incident concerning Umar is very instructive. Once at night he heard the voice of a person who was singing in his house. He became curious and climbed the wall. There he saw wine as well as a woman present. He shouted at the man, saying O enemy of God, do you think you will disobey Allah, and Allah will not expose your secret? The man replied Do not make haste, O commander of the faithful if I have committed one sin, you have committed three sins Allah has forbidden spying, and you have spied; Allah has commanded that one should enter the houses by the doors, and you have entered it by climbing over the wall; Allah has commanded that one should avoid entering the other people’s houses without permission, and you have entered my house without my permission. Hearing this reply Umar confessed his error, and did not take any action against the man, but made him to promise that he would follow the right way in future. Abi Bakr Muhammad bin Jafar al- Kharaiti, Makarim al-Akhlaq. This shows that it is not only forbidden for the individuals but also for the Islamic government itself to pry into the secrets of the people and discover their sins and errors and then seize them for punishment. The same thing has been said in a Hadith in which the Prophet peace be upon him has said When the ruler starts searching for the causes of suspicions among the people he perverts them. Abu Daud. The only exception from this command are the special cases and situations in which spying is actually needed. For instance, if in the conduct of a person Ibn-Kathir 12. O you who believe! Avoid much suspicion; indeed some suspicion is sin. And spy not, neither backbite one another. Would one of you like to eat the flesh of his dead brother You would hate it. And have Taqwa of Allah. Verily, Allah is the One Who forgives and accepts repentance, Most Merciful. The Prohibition of Unfounded Suspicion Allah the Exalted forbids His faithful servants from being suspicious, which includes having doubts and suspicions about the conduct of one’s family, relatives and other people in general. Therefore, Muslims are to avoid suspicion without foundation. The Leader of the faithful `Umar bin Al-Khattab said, “Never think ill of the word that comes out of your believing brother’s mouth, as long as you can find a good excuse for it.” Malik recorded that Abu Hurayrah, may Allah be pleased with him, said that Allah’s Messenger said, إِيَّاكُمْ وَالظَّنَّ فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيثِ، وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا تَحَسَّسُوا، وَلَا تَنَافَسُوا وَلَا تَحَاسَدُوا، وَلَا تَبَاغَضُوا وَلَا تَدَابَرُوا، وَكُونُوا عِبَادَ اللهِ إِخْوَانًا» Beware of suspicion, for suspicion is the worst of false tales; do not spy on one another; do not look for other’s faults; do not be jealous of one another; do not envy one another; do not hate one another; and do not desert shun one another. And O Allah’s servants! Be brothers! The Two Sahihs and Abu Dawud recorded this Hadith. Anas said that the Messenger of Allah said, لَا تَقَاطَعُوا وَلَا تَدَابَرُوا وَلَا تَبَاغَضُوا وَلَا تَحَاسَدُوا، وَكُونُوا عِبَادَ اللهِ إِخْوَانًا، وَلَا يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ يَهْجُرَ أَخَاهُ فَوْقَ ثَلَاثَةِ أَيَّام» Do not shun each other; do not ignore one another; do not hate one another, and do not envy one another, and be brothers, O servants of Allah. No Muslim is allowed to shun his brother for more than three days. Muslim and At-Tirmidhi collected this Hadith, who considered it Sahih. Allah said, ﴿وَلاَ تَجَسَّسُواْ﴾ And spy not, on each other. Tajassus, usually harbors ill intentions, and the spy is called a Jasus. As for Tahassus inquiring it is usually done for a good reason. Allah the Exalted and Most Honored said that Prophet Ya`qub said, ﴿يبَنِىَّ اذْهَبُواْ فَتَحَسَّسُواْ مِن يُوسُفَ وَأَخِيهِ وَلاَ تَايْـَسُواْ مِن رَّوْحِ اللَّهِ﴾ “O my sons! Go you and inquire Tahassasu about Yusuf and his brother, and never give up hope of Allah’s mercy.” 1287 Both of these terms, `Tajassus’ and `Tahassus’ could have evil connotations. In the Sahih it is recorded that the Messenger of Allah said, لَا تَجَسَّسُوا وَلَا تَحَسَّسُوا، وَلَا تَبَاغَضُوا وَلَا تَدَابَرُوا، وَكُونُوا عِبَادَ اللهِ إِخْوَانًا» Neither commit Tajassus nor Tahassus nor hate each other nor commit Tadabur. And be brothers, O servants of Allah. Al-Awza`i said, “Tajassus means, to search for something, while Tahassus means, listening to people when they are talking without their permission, or eavesdropping at their doors. Tadabur refers to shunning each other. ” Ibn Abi Hatim recorded this statement. Allah the Exalted said about backbiting; ﴿وَلاَ يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضاً﴾ neither backbite one another, thus prohibiting it, which was explained in a Hadith collected by Abu Dawud that Abu Hurayrah said, “It was asked, `O Allah’s Messenger! What is backbiting’ He said, ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَا يَكْرَه» Mentioning about your brother in a manner that he dislikes. He was asked, `What if my brother was as I mentioned’ He said, إِنْ كَانَ فِيهِ مَا تَقُولُ فَقَدِ اغْتَبْتَهُ، وَإِنْ لَمْ يَكُنْ فِيهِ مَا تَقُولُ فَقَدْ بَهَتَّه» If he was as you mentioned, you will have committed backbiting. But if he was not as you say about him, you will have falsely accused him.” At-Tirmidhi collected this Hadith and said “Hasan Sahih.” Backbiting was sternly warned against, and this is why Allah the Exalted and Most Blessed compared it to eating the flesh of a dead human being, ﴿أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتاً فَكَرِهْتُمُوهُ﴾ Would one of you like to eat the flesh of his dead brother You would hate it. Just as you hate eating the flesh of a dead person, on account of your nature; so hate backbiting, on account of your religion. The latter carries a punishment that is worse than the former. This Ayah seeks to discourage people from backbiting and warns against it. The Prophet used these words to discourage taking back a gift that one gives to someone, كَالْكَلْبِ يَقِيءُ ثُمَّ يَرْجِعُ فِي قَيْئِه» He is just like the dog that eats its vomit. after saying, لَيْسَ لَنَا مَثَلُ السَّوْء» Ours is not an evil parable. Using various chains of narration, the Sahihs and Musnads record that the Prophet said during the Farewell Hajj إِنَّ دِمَاءَكُمْ وَأَمْوَالَكُمْ وَأَعْرَاضَكُمْ عَلَيْكُمْ حَرَامٌ كَحُرْمَةِ يَوْمِكُمْ هذَا، فِي شَهْرِكُمْ هذَا، فِي بَلَدِكُمْ هذَا» Verily, your blood, wealth and honor are as sacred among you as the sanctity of this day of yours, in this month of yours, in this town of yours. Abu Dawud recorded that Abu Hurayrah said that the Messenger of Allah said, كُلُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ حَرَامٌ مَالُهُ وَعِرْضُهُ وَدَمُهُ، حَسْبُ امْرِىءٍ مِنَ الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ الْمُسْلِم» All of the Muslim is sacred to the Muslim, his wealth, honor and his blood. It is evil enough for someone to belittle his Muslim brother. At-Tirmidhi collected this Hadith and said “Hasan Gharib.” Al-Hafiz Abu Ya`la recorded that a cousin of Abu Hurayrah said, “Ma`iz came to the Messenger of Allah and said, `O Allah’s Messenger! I have committed adultery,’ and the Messenger turned away from him until Ma`iz repeated his statement four times. The fifth time, the Prophet asked him, زَنَيْتَ؟» Have you committed adultery؟ Ma0 iz said, Yes. The Prophet asked, وَتَدْرِي مَا الزِّنَا؟» Do you know what adultery means Ma`iz said, `Yes. I have illegally done with her what a husband legally does with his wife.’ The Prophet said, مَا تُرِيدُ إِلَى هذَا الْقَوْلِ؟» What do you seek to accomplish by this statement Ma`iz said, `I intend that you purify me.’ The Prophet asked, أَدْخَلْتَ ذلِكَ مِنْكَ فِي ذلِكَ مِنْهَا كَمَا يَغِيبُ الْمِيلُ فِي الْمُكْحُلَةِ وَالرِّشَا فِي الْبِئْرِ؟» Have you gone into her just as the stick goes into the kohl container and the rope goes into the well Ma`iz said, `Yes, O Allah’s Messenger!’ The Prophet commanded that Ma`iz be stoned to death and his order was carried out. The Prophet heard two men saying to one another, `Have you not seen the man who had Allah cover his secret, but his heart could not let him rest until he was stoned to death, just as the dog is stoned’ The Prophet continued on and when he passed by the corpse of a donkey, he asked, أَيْنَ فُلَانٌ وَفُلَانٌ؟ انْزِلَا فَكُلَا مِنْ جِيفَةِ هذَا الْحِمَار» Where are so-and-so Dismount and eat from this donkey. They said, `May Allah forgive you, O Allah’s Messenger! Would anyone eat this meat’ The Prophet said; فَمَا نِلْتُمَا مِنْ أَخِيكُمَا آنِفًا أَشَدُّ أَكْلًا مِنْهُ، وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ إِنَّهُ الْانَ لَفِي أَنْهَارِ الْجَنَّةِ يَنْغَمِسُ فِيهَا» The backbiting you committed against your brother is worse as a meal than this meal. By He in Whose Hand is my soul! He is now swimming in the rivers of Paradise.” This Hadith has an authentic chain of narration. Imam Ahmad recorded that Jabir bin `Abdullah said, “We were with the Messenger of Allah when a rotten odor was carried by the wind. The Messenger of Allah said, أَتَدْرُونَ مَا هذِهِ الرِّيحُ؟ هَذِهِ رِيحُ الَّذِينَ يَغْتَابُونَ النَّاس» Do you know what this odor is It is the odor of those who backbite people.” Accepted Repentance from Backbiting and Slander Allah the Exalted and Most Honored said, ﴿وَاتَّقُواْ اللَّهَ﴾ And have Taqwa of Allah, that is, regarding what He has commanded you and forbidden for you. Fear Him and beware of Him, ﴿إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَّحِيمٌ﴾ Verily, Allah is the One Who forgives and accepts repentance, Most Merciful. He forgives those who repent to Him, is merciful with those who go back to Him and trust in Him. The majority of scholars have stated that repentance for committing the sin of backbiting is that one refrains from backbiting intending not to repeat it again. There is a difference of opinion if whether feeling remorse is required in this case, and also if one should apologize to those who he has backbitten. Some scholars stated that it is not necessary for one to ask those whom he has backbitten to forgive him, because if they knew what was said about them, they could be hurt more than if they were not told about it. It is better, they said, that one should praise those whom he has backbitten in audiences in which he has committed the act. It is also better if one defends the injured party against any further backbiting, as much as one can, as recompense for his earlier backbiting.
Bacaayat Al-Quran, Tafsir, dan Konten Islami Bahasa Indonesia dalil+kitab+injil 5 dalil+kitab+zabur 6 Ad Dzariyat ayat 1 7 Al Isra ayat 26-27 8 Surat at Taubah ayat 105 9 Injil 10 zabur 11 hadist+al-hujurat+ayat+12 12 unta 13 YUNUS 14 ali imran 15 At taubah ayat 105 16 Surat+al ikhlas 17 AL maidah ayat 48 18 Nomor surat 19 dalil+kitab+Al Menjaga Persatuan dan Persaudaraan dalam Islam Hello Readers, kita semua tahu bahwa Islam adalah agama yang mengajarkan nilai-nilai perdamaian dan persaudaraan. Di dalam Al-Quran, terdapat banyak ayat yang menekankan pentingnya menjaga persaudaraan dan persatuan. Salah satunya adalah Surat Al Hujurat ayat 12 yang berbunyi, “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka, karena sebagian dari prasangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah menggunjing satu sama lain. Adakah seorang di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.”Ayat ini mengingatkan kita untuk tidak mengambil tindakan yang merugikan persaudaraan dan persatuan. Terkadang, kita sering kali membuat asumsi dan prasangka negatif terhadap orang lain tanpa mengetahui fakta yang sebenarnya. Hal ini dapat memicu konflik dan merusak hubungan yang sudah terjalin baik. Sebagai seorang muslim, kita harus selalu berusaha untuk menjaga persaudaraan dan persatuan dalam kehidupan sehari-hari. Menghindari Fitnah dan Ghibah Dalam ayat tersebut, Allah juga mengingatkan kita untuk tidak mencari-cari kesalahan orang lain dan menggunjing satu sama lain. Hal ini merujuk pada perbuatan fitnah dan ghibah yang sering kali dilakukan oleh manusia. Fitnah dan ghibah adalah perbuatan yang sangat dilarang dalam Islam karena dapat merusak nama baik seseorang dan memecah belah hubungan antar sesama muslim yang baik, kita harus menghindari perbuatan fitnah dan ghibah. Kita harus belajar untuk menghargai dan menghormati orang lain, serta tidak mengambil kesempatan untuk merugikan orang lain. Jika kita melihat kesalahan atau kekurangan pada seseorang, sebaiknya kita memberikan nasihat dengan cara yang baik dan sopan, bukan malah menyebarkan keburukan orang tersebut kepada orang lain. Makna Perumpamaan Makan Daging Saudara Sendiri Allah juga menggunakan perumpamaan yang cukup kuat dalam ayat ini, yaitu “Adakah seorang di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya.” Perumpamaan ini menggambarkan betapa jijiknya kita jika harus memakan daging saudara kita sendiri yang sudah mati. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya menjaga persaudaraan dan persatuan dalam konteks sekarang, perumpamaan ini dapat diartikan sebagai pentingnya menjaga persaudaraan dan persatuan dalam keluarga, masyarakat, dan umat Islam secara keseluruhan. Kita harus selalu berusaha untuk mempererat hubungan antar sesama muslim dan menghindari tindakan yang merugikan persaudaraan dan persatuan. Bertakwa Kepada Allah Ayat terakhir dari Surat Al Hujurat ayat 12 mengajarkan kita untuk bertakwa kepada Allah. Bertakwa kepada Allah artinya kita harus selalu taat pada perintah-Nya dan menghindari larangan-Nya. Dalam konteks ayat ini, bertakwa kepada Allah juga berarti menjaga persaudaraan dan persatuan sebagai bentuk penghormatan dan ketaatan muslim, kita harus selalu mengingat bahwa menjaga persaudaraan dan persatuan adalah salah satu bentuk ibadah kepada Allah. Kita harus selalu berusaha untuk hidup rukun dan damai dengan sesama muslim, serta menghindari tindakan yang merugikan persaudaraan dan persatuan. Kesimpulan Dalam Surat Al Hujurat ayat 12, Allah mengingatkan kita untuk menjaga persaudaraan dan persatuan dalam kehidupan sehari-hari. Kita harus menghindari prasangka negatif, fitnah, dan ghibah, serta selalu berusaha untuk memperkuat hubungan antar sesama muslim. Perumpamaan makan daging saudara sendiri menggambarkan betapa pentingnya menjaga persaudaraan dan persatuan dalam Islam. Selain itu, kita juga harus selalu bertakwa kepada Allah dan hidup taat pada artikel ini bermanfaat bagi kita semua dan dapat menjadi pengingat untuk selalu menjaga persaudaraan dan persatuan dalam kehidupan sehari-hari. Sampai jumpa kembali di artikel menarik lainnya!
AlHujurat Ayat 13 - 49:13 Al-Quran Bahasa Indonesia Word by Word Al-Quran translation with audio recitation. Surah Al-Hujurat ayah 13 yang artinya tingkatan nasab keturunan yang paling tinggi (dan bersuku-suku) kedudukan suku berada di bawah bangsa, setelah suku atau kabilah disebut Imarah, lalu Bathn, sesudah Bathn adalah Fakhdz dan yang
Surat Al Hujurat ayat 12 adalah salah satu ayat tentang prasangka baik dan etika persaudaraan. Berikut ini arti, tafsir dan kandungan Al Hujurat 12. Sebagaimana Surat Al Hujurat secara keseluruhan, ayat 12 ini juga tergolong madaniyah. Yakni turun sesudah Rasulullah hijrah ke Madinah, tepatnya tahun 9 hijrah. Al Hujurat الحجرات yang menjadi nama surat ini diambil dari ayat 4. Arti al hujurat adalah kamar-kamar. Yakni kamar-kamar tempat kediaman Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersama istri-istri beliau. Surat Al Hujurat Ayat 12 Beserta ArtinyaTafsir Surat Al Hujurat Ayat 121. Jauhi Prasangka Buruk2. Jangan Memata-matai dan Mencari-cari Keburukan3. Jangan Ghibah4. Bertaqwalah kepada AllahKandungan Surat Al Hujurat Ayat 12 Surat Al Hujurat Ayat 12 Beserta Artinya Berikut ini Surat Al Hujurat Ayat 12 dalam tulisan Arab, tulisan Latin, dan artinya dalam bahasa Indonesia يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ Yaa ayyuhal ladziina aamanuj tanibuu katsiirom minadh dhonni inna ba’dlodh dhonni itsm. Walaa tajassasuu walaa yaghtab badlukum ba’dloo. Ayuhibbu ahadukum ay ya’kula lahma akhiihi maitan fakarihtumuuhu wattaqullooha innallooha tawwaabur rohiim ArtinyaHai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka kecurigaan, karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang. Baca juga Terjemah Per Kata Surat Al Hujurat Ayat 12 Tafsir Surat Al Hujurat ayat 12 ini kami sarikan dari Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Fi Zhilalil Quran, Tafsir Al Azhar, Tafsir Al Munir dan Tafsir Al Misbah. Harapannya, agar banyak faedah yang kaya khazanah tetapi tetap ringas. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka kecurigaan, karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” QS. Al Hujurat 12 1. Jauhi Prasangka Buruk Poin pertama dari Surat Al Hujurat ayat 12, Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan orang beriman untuk menjauhi prasangka buruk. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka kecurigaan, karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. QS. Al Hujurat 12 Kata ijtanibuu إجتنبوا berasal dari kata janb جنب yang artinya adalah samping. Mengesampingkan sesuatu berarti menjauhkan dari jangkauan tangan. Penambahan huruf ta’ ت berfungsi penekanan sehingga artinya bersungguh-sungguhlah menjauhi. Kedua, kata katsiran كثيرا artinya adalah banyak, meskipun biasa diterjemahkan sebagai kebanyakan. Tiga dari sepuluh adalah banyak. Enam dari sepuluh adalah kebanyakan. Berikutnya, kata dhan ظن artinya adalah dugaan. Namun dalam ayat ini, dhan yang dilarang dan menjadi dosa adalah dugaan buruk. Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan, melalui Surat Al Hujurat ayat 12 ini, Allah melarang hamba-hambaNya yang beriman dari banyak berprasangka buruk. Yakni mencurigai orang lain dengan tuduhan buruk yang tidak berdasar. Karena sebagian dugaan itu adalah murni dosa, maka ia harus dijauhi sebagai tindakan preventif. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda إِيَّاكُمْ وَالظَّنَّ فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيثِ “Janganlah kamu berprasangka buruk karena prasangka buruk itu berita yang paling dusta.” HR. Bukhari dan Muslim Umar bin Khattab radhiyallahu anhu mengatakan, “Jangan sekali-kali kamu memiliki prasangka terhadap suatu kalimat yang keluar dari lisan saudaramu melainkan kebaikan semata. Sedangkan kamu masih memiliki jalan untuk memahami kalimat itu dengan pemahaman yang baik.” 2. Jangan Memata-matai dan Mencari-cari Keburukan Poin kedua dari Surat Al Hujurat ayat 12, Allah melarang memata-matai dan mencari-cari keburukan orang lain. وَلَا تَجَسَّسُوا ..Dan janganlah mencari-cari keburukan orang.. QS. Al Hujurat 12 Kata tajassasuu تجسسوا berasal dari kata jassa جس, yaitu upaya mencari tahu dengan cara tersembunyi. Dari kata itu pula, mata-mata disebut jaasus جاسوس. Rasulullah bersabda dalam lanjutan hadits di atas إِيَّاكُمْ وَالظَّنَّ فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيثِ وَلاَ تَحَسَّسُوا وَلاَ تَجَسَّسُوا وَلاَ تَنَافَسُوا وَلاَ تَحَاسَدُوا وَلاَ تَبَاغَضُوا وَلاَ تَدَابَرُوا وَكُونُوا عِبَادَ اللَّهِ إِخْوَانًا “Janganlah kamu berprasangka buruk karena prasangka buruk itu berita yang paling dusta. Jangan mencari-cari kesalahan, jangan memata-matai, jangan saling menjatuhkan, jangan saling hasad, jangan saling membenci, jangan saling berbuat makar dan jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara.” HR. Bukhari dan Muslim Al Auza’i menjelaskan bahwa tajassus adalah mencari-cari kesalahan pihak lain. Sementara tahassus adalah mencari-cari berita suatu kaum, sedangkan yang bersangkutan tidak mau beritanya terdengar atau disadap. Sayyid Qutb menerangkan dalam Tafsir Fi Zilalil Quran, tajassus kadang-kadang merupakan kegiatan yang mengiringi dugaan dan kadang-kadang sebagai kegiatan awal untuk menyingkap aib dan mengetahui keburukan. Al Quran memberantas praktik yang hina ini dari segi akhlak guna membersihkan kalbu dari kecenderungan yang buruk itu, yang hendak mengungkap aib dan keburukan orang lain. Baca juga Surat Al Waqiah 3. Jangan Ghibah Poin ketiga dari Surat Al Hujurat ayat 12, Allah melarang ghibah. وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. QS. Al Hujurat 12 Kata yaghtab يغتب terambil dari kata ghiibah غيبة yang berasal dari kata ghaib غيب yaitu tidak hadir. Ghibah adalah membicarakan sesuatu tentang orang yang tidak hadir yang jika orang tersebut mengetahuinya maka dia tidak suka. Dalam hadits yang diriwayatkan Imam Muslim, Rasulullah menjelaskan tentang ghibah dalam sabda beliau ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَا يَكْرَهُ “kamu mengatakan tentang saudaramu hal-hal yang tidak disukainya” Ada sahabat yang bertanya, “bagaimana jika apa yang dikatakan itu memang fakta?” Beliau lantas menjawab إِنْ كَانَ فِيهِ مَا تَقُولُ فَقَدِ اغْتَبْتَهُ وَإِنْ لَمْ يَكُنْ فِيهِ فَقَدْ بَهَتَّهُ “Jika apa yang kamu katakan itu fakta, berarti kamu telah ghibah. Dan jika apa yang kamu katakan itu bukan fakta, berarti itu adalah fitnah.” Ghibah diibaratkan makan bangkai saudaranya. Yang pasti ia benci. Kata fakarihtumuuh فكرهتموه menggunakan fi’il madhi kata kerja lampau, menunjukkan bahwa perasaan jijik itu adalah sesuatu yang pasti dirasakan oleh semua orang. “Yakni sebagaimana kamu tidak menyukai hal itu secara naluri, maka bencilah perbuatan tersebut demi perintah syara’” tulis Ibnu Katsir ketika menafsirkan Surat Al Hujurat ayat 12 ini. “Karena sesungguhnya hukuman yang sebenarnya jauh lebih keras dari apa yang digambarkan.” Di masa Rasulullah, kadang bau busuk ghibah benar-benar tercium. Imam Ahmad meriwayatkan, ketika Jabir bin Abdullah dan sejumlah sahabat bersama Rasulullah, terciumlah bau bangkai yang sangat busuk. Maka Rasulullah bersabda أَتَدْرُونَ مَا هَذِهِ الرِّيحُ هَذِهِ رِيحُ الَّذِينَ يَغْتَابُونَ الْمُؤْمِنِينَ “Tahukah kalian, bau apakah ini? Ini adalah bau orang-orang yang suka menggunjing orang lain.” HR. Ahmad Dari jalur periwayatan yang lain dijelaskan bahwa bau busuk itu berasal dari orang munafik yang menggunjing kaum mukminin. Baca juga Asmaul Husna 4. Bertaqwalah kepada Allah وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” QS. Al Hujurat 12 Allah kembali mengingatkan agar orang-orang mukmin bertaqwa kepada Allah. Sebab dengan taqwa, seseorang akan terjaga dari buruk sangka, mencari keburukan orang lain dan ghibah. “Jika selama ini perangai yang buruk ini ada pada dirimu, mulai sekarang segeralah hentikan dan bertaubatlah dari kesalahan yang hina itu disertai penyesalan dan bertaubat,” kata Buya Hamka dalam Tafsir Al Azhar ketika menafsirkan Surat Al Hujurat ayat 12 ini. “Allah senantiasa membuka pintu kasih sayang-Nya, membuka pintu selebar-lebarnya menerima kedatangan para hamba-Nya yang ingin menukar perbuatan yang salah dengan perbuatan baik, kelakuan durjana dengan akhlak terpuji.” Kata attawwab أخويكم sering diartikan penerima taubat. Namun Imam Ghazali memaknainya lebih luas. At tawwab, menurut Al Ghazali, adalah Dia Allah yang kembali berkali-kali menunjukkan cara yang memudahkan hamba-Nya untuk bertaubat. Baca juga Isi Kandungan Surat Al Hujurat Ayat 12 Kandungan Surat Al Hujurat Ayat 12 Berikut ini adalah isi kandungan Surat Al Hujurat ayat 12 Allah memerintahkan orang-orang yang beriman untuk menjauhi prasangka buruk. Allah melarang memata-matai dan mencari-cari keburukan orang lain. Allah melarang ghibah. Bahkan menjelaskan ghibah laksana memakan bangkai saudaranya sendiri. Buruk sangka, memata-matai dan mencari-cari keburukan orang lain serta ghibah adalah haram serta menjadi perusak persatuan. Padahal orang-orang beriman itu bersaudara dan harus menjaga persatuan sebagaimana dijelaskan dalam Surat Al Hujurat ayat 10. Allah memerintahkan orang-orang beriman untuk bertaqwa. Jika orang beriman masih melakukan perbuatan buruk tersebut, hendaklah bertaubat dan bertaqwa. Dengan taqwa, terjagalah diri dari sifat-sifat buruk tersebut dan dengan taqwa Allah akan menerima taubatnya. Allah senantiasa membuka pintu taubat dan pintu kasih sayang bagi hamba-hamba-Nya yang bertaubat dan bertaqwa. Demikian Surat Al Hujurat ayat 12 mulai dari tulisan Arab dan latin, terjemah dalam bahasa Indonesia, tafsir dan isi kandungan maknanya. Semoga bermanfaat dan menghindarkan kita dari perbuatan buruk yang merusak persatuan Islam. Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/BersamaDakwah] Tafsir berikutnya SURAT AL HUJURAT AYAT 13
Berikutini isi kandungan surat al hujurat ayat 10 yang kami sarikan dari sejumlah tafsir. Dinamai a
HomeQuranArti Surat Al Hujurat Ayat 12 Bahasa Indonesia Tulisan Arab Dan Latin Serta KandungannyaArti Surat Al Hujurat Ayat 12 Bahasa IndonesiaArtikel kali ini memuat Arti Surat Al Hujurat Ayat 12 dalam Bahasa Indonesia dan Inggris, dimana ia ditulis dalam bentuk Tulisan Arab Dan Lati. Selain itu juga memuat sekilas mengenai isi kandungan pada ayat tersebut, sekaligus dengan arti perkata supaya sobat bisa mengetahui terjemahannya secara mendetail. Adapun penggalan suratnya secara lengkap sobat bisa download surat al hujurat lengkap beserta artinya dalam bentuk file pdf, ms word dan Mp3 pada postingan Al Hujurat Ayat 12 Tulisan Arabيَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱجۡتَنِبُواْ كَثِيرٗا مِّنَ ٱلظَّنِّ إِنَّ بَعۡضَ ٱلظَّنِّ إِثۡمٞۖ وَ لَا تَجَسَّسُواْ وَلَا يَغۡتَب بَّعۡضُكُم بَعۡضًاۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمۡ أَن يَأۡكُلَ يَأۡكُلَ لَحۡمَ أَخِيهِ مَيۡتٗا فَكَرِهۡتُمُوهُۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَۚ إِنَّ ٱللَّهَ تَوَّابٞ رَّحِيمٞ ١٢Surat Al Hujurat Ayat 12 Tulisan Latinyā ayyuhallażīna āmanujtanibụ kaṡīram minaẓ-ẓanni inna ba’ḍaẓ-ẓanni iṡmuw wa lā tajassasụ wa lā yagtab ba’ḍukum ba’ḍā, a yuḥibbu aḥadukum ay ya`kula laḥma akhīhi maitan fa karihtumụh, wattaqullāh, innallāha tawwābur raḥīm Arti Surat Al Hujurat Ayat 12 Bahasa Indonesia12. Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka kecurigaan, karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Surat Al Hujurat Ayat 12 Bahasa InggrisO you who have believed, avoid much [negative] assumption. Indeed, some assumption is sin. And do not spy or backbite each other. Would one of you like to eat the flesh of his brother when dead? You would detest it. And fear Allah ; indeed, Allah is Accepting of repentance and Perkata Surat Al Hujurat Ayat 12ءَامَنُواْٱلَّذِينَيَٰٓأَيُّهَاberimanorang-orang yangwahaiمِّنَكَثِيرٗاٱجۡتَنِبُواْdaribanyakjauhilahبَعۡضَإِنَّٱلظَّنِّsebagiansesungguhnyaberprasangkaوَ لَاإِثۡمٞۖٱلظَّنِّdan jangandosaberprasangkaيَغۡتَبوَلَاتَجَسَّسُواْkamu mengumpatdan jangankamu mencari kesalahanأَيُحِبُّبَعۡضًاۚبَّعۡضُكُمapakah kamu menyukaisebagiansebagian kamuيَأۡكُلَأَنأَحَدُكُمۡmemakanbahwasalah seorang diantara kamuمَيۡتٗاأَخِيهِلَحۡمَyang matisaudaranyadagingٱللَّهَۚوَٱتَّقُواْفَكَرِهۡتُمُوهُۚAllahdan bertakwalahmaka kamu jijik padanyaتَوَّابٞٱللَّهَإِنَّMaha Penerima TaubatAllahsesungguhnyaرَّحِيمٞMaha PenyayangKandungan Surat Al Hujurat Ayat 12 Melalui ayat ini Allah swt mengingatkan kita agar tidak berprasangka buruk terhadap orang-orang berbuat baik, karena prasangka buruk itu adalah dosa. Kemudian kita dilarang untuk Tajassus yakni mencari aib atau kesalahan orang lain. Kemudian kita juga dilarang untuk saling menggunjing satu sama lain karena hal itu sama dengan memakan bangkai saudaranya yang telah mati, dimana ini tentunya sangat jijik pada surat al Hujurat ayat 12 ini sangat relevan jika kita melihat situasi negara kita Indonesia saat menjelang pilkada atau pilpres. Banyak sekali berita-berita hoax yang menceritakan aib dan kekurangan orang lain, padahal itu belum tentu kebenarannya. Semoga kita dijauhkan dari sifat-sifat sekilas mengenai Arti Surat Al Hujurat Ayat 12 dalam Bahasa Indonesia dan inggris yang dimuat dalam Tulisan Arab Dan Latin dilengkapi dengan isi Kandungannya. Wallahu A’lam Bishawaab.
21 Q.S AL-HUJURAT Ayat 13 Tentang Masyarakat Madani. Artinya “ Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱجْتَنِبُوا۟ كَثِيرًا مِّنَ ٱلظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ ٱلظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا۟ وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ تَوَّابٌ رَّحِيمٌ Arab-Latin Yā ayyuhallażīna āmanujtanibụ kaṡīram minaẓ-ẓanni inna ba'ḍaẓ-ẓanni iṡmuw wa lā tajassasụ wa lā yagtab ba'ḍukum ba'ḍā, a yuḥibbu aḥadukum ay ya`kula laḥma akhīhi maitan fa karihtumụh, wattaqullāh, innallāha tawwābur raḥīmArtinya Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka kecurigaan, karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang. Al-Hujurat 11 ✵ Al-Hujurat 13 »Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarangKandungan Mendalam Terkait Surat Al-Hujurat Ayat 12 Paragraf di atas merupakan Surat Al-Hujurat Ayat 12 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beraneka kandungan mendalam dari ayat ini. Ada beraneka penjabaran dari beragam mufassirin mengenai makna surat Al-Hujurat ayat 12, di antaranya sebagaimana berikut📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi ArabiaWahai orang-orang yang membenarkan Allah dan rasulNya serta melaksanakan SyariatNya, jauhilah banyak prasangka buruk kepada orang-orang beriman, karena sesungguhnya sebagian dari dugaan tersebut adalah dosa. Jangan mencari-cari aurat aib kaum Muslimin. Jangan pula sebagian dari kalian berbicara tentang sebagian yang lain di belakangnya dengan sesuatu yang dia benci. Apakah seseorang di antara kalian mau makan daging saudaranya yang sudah mati? Kalian tidak menyukai itu, maka tinggalkanlah ghibah. Takutlah kalian kepada Allah dalam perintah dan laranganNya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat hamba-hambaNYa yang beriman dan Maha Penyayang terhadap mereka.📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid Imam Masjidil Haram12. Wahai orang-orang yang beriman kepada Allah dan menjalankan apa yang disyariatkan! Hindarilah kebanyakan dari tuduhan tanpa ada sebab-sebab dan alasan yang tepat, karena sebagian dari prasangka itu dosa seperti berburuk sangka kepada orang yang secara lahir tampak baik. Janganlah kalian mencari-cari aib orang-orang yang beriman. Janganlah salah seorang dari kalian menyebutkan tentang saudaranya dengan hal yang tidak disukainya, karena menyebutkannya dengan apa yang tidak disukainya itu seperti makan bangkai saudaranya. Sukakah salah seorang di antara kalian makan bangkai saudaranya sendiri? Maka hindarilah menggunjingnya karena hal itu semisal makan bangkai saudara sendiri. Bertakwalah kepada Allah dengan mengerjakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya, sesungguhnya Allah Maha Menerima tobat dari hamba-hamba-Nya yang bertobat kepada-Nya, Maha Penyayang kepada mereka.📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Universitas Islam Madinah12. Allah memperingatkan orang-orang beriman dari prasangka buruk terhadap sesama mukmin, jauhilah perbuatan itu, karena sebagian prasangka itu akan menjerumuskan pelakunya ke dalam dosa. Dan Allah melarang mereka untuk tidak mencari-cari aib dan keburukan sesama muslim; melarang mereka menyebutkan hal yang tidak dia sukai dari saudaranya seagama ketika dia tidak bersamanya menggunjingnya, dan Allah memperingatkan dengan berfirman Hai kaum muslimin, apakah salah satu dari kalian suka memakan daging saudaranya seiman yang telah meninggal?! Sebagaimana kalian tidak menyukainya, maka demikianlah kalian seharusnya tidak menyukai ghibah/menggunjingnya. Bertakwalah kepada Allah dengan mentaati perintah-Nya. Allah Maha Mengampuni dan Mengasihi hamba-hamba-Nya yang dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah12. يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا۟ اجْتَنِبُوا۟ كَثِيرًا مِّنَ الظَّنِّ Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka Yaitu berprasangka buruk terhadap orang baik. Adapun terhadap orang jahat dan fasik maka kita diperbolehkan berprasangka sesuai apa yang nampak dari mereka. إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ karena sebagian dari prasangka itu dosa Yakni sebagian prasangka yang mengandung dosa ini adalah prasangka buruk terhadap orang baik. وَلَا تَجَسَّسُوا۟ Dan janganlah mencari-cari keburukan orang Makna التجسس yakni mencari-cari aib dan keburukan yang tersembunyi. وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضًا ۚ dan janganlah menggunjingkan satu sama lain Yakni janganlah kalian saling membicarakan keburukan orang lain tanpa sepengetahuannya. Makna menggunjing yakni membicarakan keburukan seseorang ketika ia tidak bersama orang yang membicarakan itu, meskipun apa yang dibicarakan benar-benar ada dalam diri orang tersebut. Adapun jika apa yang dibicarakan itu tidak benar maka itu termasuk tuduhan terhadapnya. أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًاAdakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Allah mengumpamakan ghibah menggunjing seperti orang yang memakan bangkai orang yang sudah mati; sebab orang yang sudah mati tidak akan mengetahui bahwa dagingnya dimakan, begitu pula orang yang digunjing tidak mengetahui gunjingan tersebut, sehingga ia tidak mampu membela dirinya seperti mayat yang dimakan dagingnya. Adapun orang yang hadir dalam perbincangan bisa jadi ia mampu membela diri dari ucapan buruk yang ditujukan kepadanya. Ayat ini adalah sebagai penjauh seseorang agar tidak melakukannya. Sebab memakan daging manusia merupakan hal yang dijauhi oleh tabiat manusia yang sehat, disamping itu adalah hal haram secara syariat. فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya Yakni sebagaimana kalian tidak menyukai hal ini maka janganlah kalian menggunjingnya.📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah12. Wahai orang-orang mukmin jauhilah anggapan-anggapan yang terlalu banyak, yang mana itu adalah anggapan buruk kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya sebagian dosa itu mengarahkan pada dosa yang pelakunya harus dihukum, yaitu anggapan buruk bagi orang-orang yang berbuat baik. Adapun orang yang berbuat keburukan dan kefasikan itu maka anggapan buruk itu diperbolehkan sebagai tanda sebagaimana yang tampak dari diri mereka. Janganlah kalian mencari-cari aib dan aurat orang lain yang seharusnya tetap tertutupi. Janganlah menggunjing satu sama lain. Gunjingan yaitu saat kamu menyebut saudaramu dengan hal yang dibenci olehnya. Apa salah satu kalian suka memakan daging saudaranya yang sudah menjadi bangkai. Sesungguhnya menggunjing itu menyerupai memakan bangkai manusia. Ini adalah gambaran perbuatan menggunjing dengan gambaran paling buruk dalam watak dan akalnya. Memakan daging manusia itu adalah sesuatu haram yang sangat kotor, hal itu serupa dengan menggunjing. Keduanya itu buruk. Bertakwalah kepada Allah dengan mengikuti perintahNya dan menjauhi laranganNya. Sesungguhnya Allah Dzat yang menerima taubat dan Maha Menyayangi hamba-hambaNya yang bertaubat. Ibnu Juraij berkata “Mereka beranggapan bahwa ayat ini diturunkan untuk Salman Al-Farisi yang makan lalu tertidur pulas. Kemudian seorang laki-laki menyebutkan makannya dan tidurnya Salman, lalu turunlah ayat ini.📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-Awaji, professor tafsir Univ Islam MadinahWahai orang-orang yang beriman, jauhilah banyak berprasangka. Sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa. Janganlah mencari-cari kesalahan orang} janganlah kalian membuaka aurat orang-orang muslim {dan janganlah ada yang menggunjing sebagian kalian kepada yang lain} dan janganlah sebagian kalian menyebutkan apa yang dibenci sebagian lainnya ketika dia tidak ada {Apakah ada di antara kalian yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati. Kalian pasti membenci hal itu. Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha PenyayangMau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H12. Allah melarang banyak berprasangka tidak baik terhadap orang-orang Mukmin, karena “sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa,” seperti praduga yang jauh dari kenyataan dan tidak ada indikasinya, seperti juga prasangka buruk yang diikuti dengan perkataan dan perbuatan yang diharamkan. Prasangka buruk yang tetap berada di hati seseorang tidak hanya cukup sampai disitu saja bagi yang bersangkutan, bahkan akan mendorongnya untuk mengatakan yang tidak seharusnya dan mengerjakan yang tidak sepatutnya yang di dalam hal itu juga tercakup berburuk sangka, membenci dan memusuhi saudara sesame Mukmin yang seharusnya tidak demikian. “Dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain,” yakni, janganlah kalian mengorek kesalahan kaum Muslimin dan jangan mencari-carinya, biarkan orang Muslim tetap berada pada kondisinya sendiri dan gunakanlah cara melalaikan kekeliruannya yang jika dikuak akan Nampak sesuatu yang tidak sepatutnya. “Dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain,” Ghibah itu sebagaimana sabda Nabi adalah "engkau menyebutkan saudaramu tentang sesuatu yang dia tidak sukai walaupun hal tersebut benar-benar terjadi" HR. Muslim No. 2589 Selanjutnya Allah menyebutkan perumpamaan agar kita menjauhi ghibah seraya berfirman, “Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati. Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya.” Ghibah itu laksana memakan daging bangkai saudaranya sendiri yang sangat tidak disukai oleh jiwa karena ghibah yang dilakukan. Karena kalian tidak ingin memakan daging saudara sendiri khususnya yang sudah tidak ada nyawanya, maka hendaklah kalian jangan melakukan ghibah dan memakan dagingnya hidup-hidup . “Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” Maha Penerima Taubat, yakni yang memberi izin hambaNya untuk bertaubat dan diberi pertolongan untuk bertaubat kemudian taubatnya diterima, Maha Penyayang terhadap hamba-hambaNya karena diserukan kepada sesuatu yang membawa manfaat bagi mereka serta menerima taubat mereka. Di dalam ayat ini terdapat peringatan keras dari melakukan ghibah, karena ghibah tergolong dosa besar di mana Allah menyamakannya dengan memakan daging bangkai, yang mana memakan bangkai adalah termasuk dosa besar.📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-SyawiSurat Al-Hujurat ayat 12 Allah memerintahkan hambanya yang beriman, yaitu yang mereka membenarkan Allah dan rasul-Nya dan beramal dengan syariat-Nya agar menjauhkan diri mereka dari sangkaan yang buruk kepada orang-orang mukmin. Ketahuilah oleh kalian bahwasanya kebanyakan dari sangkaan-sangkaan akan terjatuh ke dalam dosa dan hanya menilai manusia dari penampakannya secara zahir dan tidak memeriksa apa yang menjadi penyebab yang ada pada dirinya. Maka wajib bagi kalian menjauhkan diri dari ghibah karena sesungguhnya ghibah kepada sesama muslim seperti orang yang memakan daging bangkai saudaranya. Dan tidak diragukan lagi bahwa kalian dilarang atas hal itu, dan takutlah kepada Allah wahai orang-orang yang beriman atas apa yang telah diperintahkan kepada kalian dan dilarang dari-Nya. Karena sesungguhnya Allah menerima taubat bagi hambNya yang beriman dan merahmati mereka.📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, ayat ini Allah Subhaanahu wa Ta'aala melarang banyak dari prasangka terhadap kaum mukmin, karena sebagian dari prasangka adalah dosa, seperti sangkaan yang kosong dari hakikat dan qarinah, bersangka buruk yang diiringi dengan ucapan dan perbuatan yang diharamkan, karena bersangka buruk di hati tidak sebatas sampai di situ, bahkan terus menjalar sehingga ia mengatakan kata-kata yang tidak patut dan melakukan perbuatan yang tidak layak dilakukan, disamping sebagai sikap su’uzzhan terhadap seorang muslim, membencinya dan memusuhinya, padahal yang diperintahkan adalah kebalikannya. Seperti suu’uzzhan bersangka buruk kepada orang-orang yang baik dari kalangan kaum mukmin, berbeda dengan orang fasik, maka tidak mengapa pada apa yang mereka tampakkan. Yakni biarkanlah kaum muslimin dengan keadaannya dan gunakanlah sikap merasa lengah terhadapnya, dimana jika dikaji malah tampak perkara yang tidak patut. Yaitu dengan menyebutkan hal yang tidak disukainya meskipun ada padanya. Selanjutnya Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyebutkan perumpamaan untuk menjauhkan sesorang dari ghibah. Yakni sebagaimana kamu tidak suka dan merasa jijik memakan bangkai saudaramu yang sudah mati, maka seperti itulah seharusnya sikap kamu terhadap ghibah menggunjing saudaramu. Ayat ini menunjukkan ancaman yang keras terhadap ghibah, dan bahwa ghibah termasuk dosa yang besar karena Allah mengumpamakannya seperti memakan daging saudaranya yang telah mati. Allah adalah At Tawwab, yakni Dia yang mengizinkan tobat hamba-Nya, lalu Dia memberinya taufiq kepadanya, kemudian menerima tobatnya. Dia Maha Penyayang kepada hamba-hamba-Nya, dimana Dia mengajak mereka kepada sesuatu yang bermanfaat bagi mereka dan menerima tobat dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Hujurat Ayat 12Selanjutnya Allah memberi peringatan kepada orang-orang ber-iman supaya mereka menjauhkan diri dari prasangka terhadap orang-orang yang beriman. Wahai orang-orang yang beriman! jauhilah banyak dari prasangka buruk kepada manusia yang tidak disertai bukti atau tanda-tanda, sesungguhnya sebagian prasangka, yakni prasangka yang tidak disertai bukti atau tanda-tanda itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain yang sengaja ditutup-tutupi untuk mencemoohnya dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing, yakni membicarakan aib, sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati' tentu kamu merasa jijik. Karena itu hindarilah pergunjingan karena itu sama de-ngan memakan daging saudara yang telah mati. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah maha penerima tobat kepada orang yang bertobat, maha penyayang kepada orang yang taat. 13. Ayat yang lalu menjelasakan tata krama pergaulan orang-orang yang beriman, ayat ini beralih menjelaskan tata krama dalam hubung-an antara manusia pada umumnya. Karena itu panggilan ditujukan kepada manusia pada umumnya. Wahai manusia! sungguh, kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, yakni berasal dari keturunan yang sama yaitu adam dan hawa. Semua manusia sama saja derajat kemanusiaannya, tidak ada perbedaan antara satu suku dengan suku lainnya. Kemudian kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal dan dengan demikian saling membantu satu sama lain, bukan saling mengolok-olok dan sa-ling memusuhi antara satu kelompok dengan lainnya. Allah tidak menyukai orang yang memperlihatkan kesombongan dengan keturunan, kekayaan atau kepangkatan karena sungguh yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Karena itu berusahalah untuk meningkatkan ketakwaan agar menjadi orang yang mulia di sisi Allah. Sungguh, Allah maha mengetahui segala sesuatu baik yang lahir maupun yang tersembunyi, mahateliti sehingga tidak satu pun gerak-gerik dan perbuatan manusia yang luput dari dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang Demikian beraneka penjelasan dari banyak pakar tafsir berkaitan kandungan dan arti surat Al-Hujurat ayat 12 arab-latin dan artinya, moga-moga berfaidah untuk kita. Dukung usaha kami dengan mencantumkan hyperlink menuju halaman ini atau menuju halaman depan Link Terbanyak Dicari Telaah berbagai materi yang terbanyak dicari, seperti surat/ayat Asmaul Husna, Do’a Sholat Dhuha, Al-Baqarah, Shad 54, Yasin, Al-Kautsar. Juga Al-Waqi’ah, Ayat Kursi, Al-Mulk, Al-Ikhlas, Ar-Rahman, Al-Kahfi. Asmaul HusnaDo’a Sholat DhuhaAl-BaqarahShad 54YasinAl-KautsarAl-Waqi’ahAyat KursiAl-MulkAl-IkhlasAr-RahmanAl-Kahfi Pencarian al isra ayat 23 24, surat al kahfi 1-10 arab, al-waqiah, alkahfi, surat al-adiyat Dapatkan amal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat. Plus dapatkan bonus buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah" secara 100% free, 100% gratis Caranya, salin text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga 3 group WhatsApp yang Anda ikuti Silahkan nikmati kemudahan dari Allah Ta’ala untuk membaca al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik surat yang mau dibaca, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar tafsir lengkap untuk ayat tersebut 🔗 *Mari beramal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat ini* Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol "Dapatkan Bonus" di bawah

SuratAl Hujurat ayat 12 berisi tentang larangan bergosip dan berprasangka buruk kepada orang lain. Dream – Berprasangka buruk kepada sesama manusia sebenarnya dilarang oleh agama manapun.Larangan berparasangka buruk dan bergunjing disebutkan dalam firman Allah subhanahu wata’ala dalam surat al Hujurat ayat 12.. Al Hujurat aya 12 ini berisi tentang

Arti perkata surah al hujurat ayat 10 & 12arti perkata surah Al-hujurat ayat 12 arti per kata surah al-hujurat ayat 12arti per kata surah al-hujurat ayat 12Soal “Arti per kata surah al-hujurat ayat 12”—————————————————–Jawaban PENDAHULUANPEMBAHASANKESIMPULAN -> Cek lebih detil nya di belahan gambar ya PELAJARI LEBIH LANJUTDETAIL JAWABANarti perkata surah al hujurat ayat 12 10. Kamar-kamar Al-Ĥujurāt10 – Orang-orang beriman itu sebetulnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah perbaikilah hubungan antara kedua saudaramu itu & takutlah terhadap Allah, biar ananda mendapat Kamar-kamar Al-Ĥujurāt11 – Hai orang-orang yg beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yg lain, boleh jadi yg ditertawakan itu lebih baik dr mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yg direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri & jangan mengundang dgn gelaran yg mengandung ajukan. Seburuk-buruk panggilan yaitu panggilan yg jelek sehabis akidah & barangsiapa yg tak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yg kamar-kamar Al-Ĥujurāt12 – Hai orang-orang yg beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka kecurigaan, karena sebagian dr purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang & janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara ananda yg suka mengkonsumsi daging saudaranya yg sudah mati? Maka tentulah ananda merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah pada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang. arti perkata surah Al-hujurat ayat 12 hai orang2 yg beriman , jauhilah pada umumnya purba sangka sebab sebagian dr purba sangka itu dosa. & janganlah mencari-cari kejelekan orang & janganlah menggunjingkan satu sama lain. adakah seorang diantara ananda yg suka memakan daging saudaranya yg sudah mati ? maaka tentulah ananda merasa jijik kepadanya & bertakwalah pada ALLAH maha peserta taubat lagi maha artinya arti per kata surah al-hujurat ayat 12 Hai orang-orang yg beriman, jauhilah kebanyakan dr dugaan. Sesungguhnya sebagian dr praduga itu adalah dosa, & janganlah ananda mencari-cari kesalahan orang lain, & janganlah sebagian ananda menggunjing sebagian yg lain. Sukakah salah seorang di antara ananda mengkonsumsi daging saudaranya yg sudah mati? Maka tentulah ananda merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah pada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.” Al-Hujurat [49] 12 arti per kata surah al-hujurat ayat 12 Soal Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh Halo adik-adik para pejuang pencari ilmu, bagaimana kabarnya ?. kali ini Insha Allah kakak akan membantu menjawab pertanyaan adik-adik diatas yaitu “Arti per kata surah al-hujurat ayat 12” Yukj langsung saja kita bahas ! —————————————————– Jawaban PENDAHULUAN Surah Al Hujurat merupakan surah ke 4, yg terletak pada juz 26 dlm Al Alquran. Surah in iterdiri dr 18 ayat yg memiliki arti kamar-kamar. Surah in itergolong surah madaniyah, yg memiliki arti surah ini turun di madinah. PEMBAHASAN Surah Hujurat ayat 12 يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ ________________________________________ Hai orang-orang yg beriman, jauhilah pada umumnya purba-sangka kecurigaan, sebab sebagian dr purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari kejelekan orang & janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara ananda yg suka mengkonsumsi daging saudaranya yg sudah mati? Maka tentulah ananda merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah pada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang. Dalam tafsir jalalyn dijelaskan bahwa dlm surah ini Allah Subhanahu wa Taala menegur umatnya yg suka berprasangka jelek terhadap saudaranya atau orang lain atau disebut dgn suudzon, selain itu dlm ayat ini pula melarang untuk membicarakan kejelekan orang lain atau disebut dgn Ghibah. Untuk terjemahan perkata kakak lampirkan di dlm lampiran ya ! KESIMPULAN Surah Al Hujarat ayat 12 merupakan ayat yg menyuruh untuk menjauhi buruk sangka & ghibah, alasannya jelek sangka & ghibah mampu membawa pada kemudhorotan yg lebih besar. -> Cek lebih detil nya di belahan gambar ya <- PELAJARI LEBIH LANJUT Demikian tanggapan kakak, mudah-mudahan mampu menolong, nah adik-adik untuk soal-soal kasus agama lain, adik-adik mampu cek link dibawah ini yaa. Insha ALLAH jawaban-jawabannya khair sebab sudah terverifikasi oleh team rizalhadizan . cekidot ! Lafaz dibawah ini yg mempunyai arti “dan pergaulilah mereka berdua” yakni.. cek di sini Ayat yg diturunkan di Mekah sebelum diharamkan khamr yakni cek di sini Jelaskan asbabun nuzul surah al imron ayat 190-191 cek di sini Oke adik adik Semangat!!! optitimcompetition ……………………………………………………………………………………………………………………………………………… DETAIL JAWABAN Kelas XI Pelajaran Agama Kategori Bab 1 – Al-Qur’an sebagai Pedoman Hidup Kata Kunci arti perkata surah al hujarat ayat 12 Kode arti perkata surah al hujurat ayat 12 Hai orang-orang yg beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka kecurigaan, alasannya adalah sebagian dr purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang & janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang di antara ananda yg suka memakan daging saudaranya yg sudah mati? Maka tentulah ananda merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah pada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.
Isikandungan surat al hujurat ayat 12 dan 13 beserta artinya isi kandungan tulisan latin arti perkata hikmah perilaku yang mencerminkan dalam kehidupan sehari hari. 1.9mb surat al hujurat ayat 12 arti perkata tanggal post: Source: anisaifulfiradam.blogspot.com. Berikut ini isi kandungan surat al hujurat ayat 10 yang kami sarikan dari sejumlah
Alquran. Foto dok. yang terdiri dari dari 114 surat ini mengandung beragam kisah Nabi serta perintah dan larangan Allah bagi tiap muslim. Hal ini sesuai dengan fungsi Alquran yakni sebagai pedoman hidup manusia. Dalam Alquran ini juga terdapat perintah tentang larangan berprasangka buruk dan bergunjing, seperti yang disebutkan dalam surat Al Hujurat ayat 12. Berikut ini arti surat Al Hujurat ayat 12 lengkap dengan hikmah yang dikandungnya untuk Anda Surat Al Hujurat Ayat 12 Tentang Prasangka ManusiaDalam hidup bersosial tentu kita tak dapat terlepas dari hubungan antar manusia lainnya. Maka dari itu, selama berhubungan dengan banyak orang kita mesti memahami bagaimana cara berlaku dan bertutur kata hingga mengatur perasaan dengan sesama manusia lainnya. Hal ini seperti yang disebutkan dalam Alquran surat Al Hujurat ayat surat tersebut kita diperintahkan oleh Allah SWT untuk menghindari perbuatan-perbuatan buruk yang merugikan, seperti berprasangka kepada sesama manusia dan juga bergunjing tentang kerabat atau seseorang lainnya. Hal tersebut jelas disebutkan dalam firman Allah di surat Al Hujurat ayat 12 berikut iniيَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱجْتَنِبُوا۟ كَثِيرًا مِّنَ ٱلظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ ٱلظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا۟ وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ تَوَّابٌ رَّحِيمٌArtinya Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka kecurigaan, karena sebagian dari prasangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang. QS. Al Hujurat 12Berdasarkan arti surat Al Hujurat ayat 12 tersebut kita dapat memahami bahwa Allah memerintahkan kita untuk menghindari memiliki prasangka buruk terhadap sesama manusia. Tak hanya itu, Allah juga melarang kita untuk bergunjing atau membicarakan tentang keburukan orang lain. Hal ini karena perbuatan-perbuatan tersebut merupakan perbuatan yang buruk dan tidak seharusnya dimiliki umat Islam, bahkan jika kita melakukannya tentu akan diancam dosa yang serupa memakan daging saudaranya yang sudah menghindari hal tersebut kita perlu menanamkan husnudzon dalam diri kita. Dalam buku berjudul Jalan Menggapai Ridho Ilahi yang disusun oleh Abdul Aziz Ajhari dkk 2019226-227 menyebutkan bahwa husnudzon berarti persangkaan baik, sikap ini merujuk pada cara memandang sesuatu dengan pandangan positif, ramah, tidak perlu terus husnudzon, baik kepada Allah, diri sendiri atau bahkan kepada orang lain agar hidup kita tenang dan selalu diberikan keselamatan oleh Allah. Dengan memahami arti dan hikmah dari surat Al Hujurat ayat 12 tersebut semoga kita dapat memperbaiki diri sehingga bisa menjadi muslim yang lebih baik lagi. DA
Suratal hujurat ayat 12 sahabat kali ini admin akan meneruskan membuat artikel tentang al quran per. Surat Al Hujurat Ayat 12 dan Artinya. Lihat juga: ayat dan surat al hujurat ayat 12 beserta artinya Al-Hujurat Ayat 13 Arab-Latin Al-Hujurat Ayat 14 Bahasa Indonesia Terjemah Arti Al-Hujurat Ayat. 403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID 5_QHIzU7Q1kBxyZcox8ThjtgCeelJ706PYEjay4ehi4C_FNfb9pNxA==
  1. Свиኜукискո χ
  2. Πарсዌнሪ թозичапθ χе
Isikandungan surat al hujurat ayat 12 dan 13 beserta artinya isi kandungan tulisan latin arti perkata hikmah perilaku yang mencerminkan dalam kehidupan sehari hari. Tapi hal tersebut tergantung dari ketekunan dan kemampuan memahami dalam mempelajari ilmu tajwid. Al-Araf 12 Sesungguhnya jika huruf lam di sini bermakna qasam Engkau memberi

Agama Islamarti perkata surat al hujurat ayat 12jawabanPembahasanBerikut terjemahan surah al hujurat ayat 12 untuk potongan ayatnyaPada يَا أَيُّهَا artinya adalah HaiPada الَّذِينَ artinya adalah orang-orangPada آمَنُوا artinya adalah yang beriman,Pada اجْتَنِبُوا artinya adalah jauhilahPada كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ artinya adalah kebanyakan purba-sangka kecurigaan,Pada إِنَّ artinya adalah karenaPada بَعْضَ الظَّنِّ artinya adalah sebagian dari purba-sangkaPada إِثْمٌ ۖ artinya adalah itu وَلَا تَجَسَّسُوا artinya adalah Dan janganlah mencari-cari keburukan orangPada وَلَا يَغْتَبْ artinya adalah dan janganlah menggunjingkanPada بَعْضُكُمْ بَعْضًا ۚ artinya adalah satu sama أَيُحِبُّ artinya adalah Adakah yang sukaPada أَحَدُكُمْ artinya adalah seorang diantara kamuPada أَنْ يَأْكُلَ artinya adalah memakanPada لَحْمَ أَخِيهِ artinya adalah daging saudaranyaPada مَيْتًا artinya adalah yang sudah matiPada فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ artinya adalah Maka tentulah kamu merasa jijik وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ artinya adalah Dan bertakwalah kepada إِنَّ اللَّهَ artinya adalah Sesungguhnya AllahPada تَوَّابٌ رَحِيمٌ artinya adalah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.

Ketikaayat ini diturunkan, yaitu firman-Nya: 'Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari saripati (berasal) dari tanah' (Al Mu’minun: 12), hingga akhir ayat. Maka aku berkata, 'Maka Mahasucilah Allah, Pencipta yang paling baik.'. Lalu turunlah firman selanjutnya, yaitu: 'Maka Mahasucilah Allah, Pencipta yang paling baik'.
\n\narti al hujurat ayat 12 perkata
SuratAl-Hujurat Ayat 10. apabila mereka berdua bersengketa. Menurut qiraat yang lain dibaca Ikhwatikum, artinya saudara-saudara kalian (dan bertakwalah kepada Allah supaya kalian mendapat rahmat.) adalah sebuah search engine khusus tafsir Al-Quran yang memudahkan umat islam mencari dan memahami tafsir ayat-ayat Al-Qur'an dan Hadits
SurahAl-Baqarah Background: Surah Baqarah is a Medinan Surah and titled “the cow” because of ayat 67 which makes mention of a cow : al-Aloosi’s work is replete with discussion of grammar and rhetoric to such an extent that it ceases to resemble a work of tafsir at some points Tafseer Surah Baqarah(BAQ 101) Tafsir of Surah Baqara is an ArtiTerjemahannya : Katakanlah (Muhammad), “Berimanlah kamu kepadanya (Al-Qur’an) atau tidak usah beriman (sama saja bagi Allah). Sesungguhnya orang yang telah diberi pengetahuan sebelumnya, apabila (Al-Qur’an) dibacakan kepada mereka, mereka menyungkurkan wajah, bersujud,”. QS. Al Isra’ Ayat 108.
\n\n \n \n arti al hujurat ayat 12 perkata
Bacajuga: Surat Al Hujurat Ayat 12 Terjemah Per Kata. Isi Kandungan Surat Al Mujadalah Ayat 11. Berikut ini isi kandungan surat Al Mujadalah Ayat 11 yang kami sarikan dari sejumlah tafsir. Yakni Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Al Munir, Fi Zilalil Quran, dan Tafsir Al Azhar. Isi kandungan ini juga telah dimuat di WebMuslimah dalam judul Isi
SuratAl Anfal Ayat 72 Arti Perkata Arab Dan Latin Surat Al Anfal Ayat 72 Pada tulisan kali ini kita akan belajar arti perkata atau mufradat dari surat. Pembahasan sebelumnya silahkan bisa disimak juga Tajwid Surat Al Hujurat Ayat 12 ada juga Tajwid Surat Al Baqarah ayat 115 116 117 atau silahkan gunakan kotak pencarian untuk mencari tajwid
3Bd5.